Yang unik, Rakom BT diisi oleh sejumlah penyiar yang loyal. Yang bersedia meluangkan waktu siaran tanpa sepeserpun dibayar, bahkan terkadang bila ada peralatan yang rusak, di antara mereka harus rela ikut mengeluarkan uang pribadinya untuk melakukan perbaikan.
Penyiarnya pun berasal dari beragam profesi. Rehana atau Mislatin adalah karyawan honorer Puskemas, sementara Cui Lan Seng atau Mahmudi adalah tukang patri keliling. Dan Windoyo Nurhadi adalah seorang tunanetra yang memiliki bakat luar biasa. Ia pun dikenal sebagai guru vokal dan guru musik yang memiliki usaha sampingan kecil-kecilan menyewakan sound system.
Mislatin mengaku sangat bangga bisa menjadi penyiar Rakom BT. Pekerjaan itu sebagai bentuk aktualisasi diri sekaligus menambah tali persaudaraan. Dan yang lebih penting lagi, ia bisa memberikan informasi positif kepada masyarakat sesuai kapasitas yang ia miliki. Pekerjaannya sebagai karyawan honorer Puskesmas Singotrunan Banyuwangi, yang sudah 15 tahun dijalaninya membuat ia cukup mengerti mengenai topik kesehatan masyarakat. "Makanya, pas siaran dengan topik kesehatan saya lebih mengerti, soalnya itu pekerjaan saya," imbuh ibu tiga anak yang mengaku sangat rindu cuap-cuap bila sedang off siaran.
Yang tak kalah menarik adalah kisah Cui Lan Seng. Pria berusia 75 tahun itu sehari-harinya bekerja sebagai tukang tambal perkakas dapur yang bocor (tukang patri) keliling. Dengan kemampuan Bahasa Jawa serta modal suara yang bagus, pendengarnya tak akan mengira bila pekerjaan sehari-harinya ke luar-masuk kampung sebagai tukang reparasi peralatan dapur. "Jadi penyiar, buat saya jadi hiburan. Kalau pas hari siaran, saya rela libur jadi tukang patri demi siaran," imbuh Mahmudi yang dalam seminggu mendapat dua kali giliran siaran.
Sementara Windoyo merupakan salah satu penyiar yang menjadi andalan Rakom BT. Ia adalah "otak"nya Rakom BT. Meski tunanetra, namun tak mengurangi kehebatannya. Hampir semua siaran, terutama pada jam siaran langsung, dialah yang mengatur semuanya, termasuk soal teknis. "Saat mengoperasikan komputer atau ponsel, dia pakai software khusus yang bisa mengeluarkan bunyi sebagai petunjuk," ujar Aguk. Di Rakom BT, selain Windoyo, ada tiga penyiar tunatera lainnya, yakni Imam, Alex Paijo, dan Haryanto.
Di Rakom BT pula Windoyo menemukan pedamping hidupnya. Wanita cantik bernama Indah Catur Cahyaningtyas, yang sehari-hari bertugas sebagai koordinator liputan di Rakom BT. Karena kehebatannya itu, Windoyo yang kini tengah menanti kehadiran buah hatinya bersama sang istri, seringkali menjadi narasumber Radio Nederlands saat membahas topik orang-orang berkebutuhan khusus.
Windoyo sendiri sangat gembira bisa ambil bagian dan menjadi penyiar Rakom BT, sebab paling tidak saat siaran ia bisa menyuarakan aspiarasi sekaligus memberdayakan orang-orang berkebutuhan khusus seperti dirinya. "Saya ingin mengedukasi masyarakat bahwa orang tunanetra itu kemampuannya tidak hanya sebagai tukang pijat saja, tapi bisa diberdayakan di bidang lain," papar Windoyo.
Gandhi Wasono M / bersambung