Putri Sulung Sultan Hamengku Buwono X Sajikan Tarian Spesial

By nova.id, Rabu, 28 Desember 2011 | 00:39 WIB
Putri Sulung Sultan Hamengku Buwono X Sajikan Tarian Spesial (nova.id)

Putri Sulung Sultan Hamengku Buwono X Sajikan Tarian Spesial (nova.id)

"Foto: Wantex "

Putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X , GKR.Pembayun, terlihat bersama delapan perempuan penari lainnya, Selasa(27/12), menarikan Bedhaya Sang Amurwo Bumi, di Concert Hall, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Biasanya bedhaya karya Sultan HB X itu  hanya dipergelarkan di Keraton selama 1,5 jam. Tetapi kemaren durasinya dipersingkat tanpa mengurangi makna tarian tersebut.

Perempuan yang banyak berkegiatan sosial dan kemasyarakatan ini, biasanya hanya menari di keraton dalam acara yang teramat khusus. Tetapi kemaren, ia mengaku justru menari dalam situasi yang spesial. Bagimana tidak, ia menarikan dalam rangkaian acara penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa untuk ayahandanya sendiri. Hari itu Sultan HB X  menerima gelar doktor kehormatan di bidang Seni Pertunjukan yang untuk pertama kalinya dianugerahkan oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

 Menurut promotor sekaligus Rektor ISI, Prof.DR.A.M. Hermien Kusmayati,  sultan pantas menerima gelar itu antara lain karena sumbang sih dan pemikirannya tentang seni-budaya. Dan sebagai pemangku keraton, ia sangat terbuka menerima budaya dari luar tradisinya, baik luar daerah maupun luar negeri.

 Selama GKR.Pembayun menari, disaksikan oleh para tamu kehormatan. Ketiga adik dan ibundanya, GKR.Hemas, pun turut duduk di barisan terdepan bersama Sultan HB X. Berikut ungkapan hati GKR.Pembayun saat harus menari di luar keraton.

Bagaimana rasanya menari di lingkungan akademis?

Saya sudah menarikan Bedhaya Sang Amurwa Bumi ini beberapa kali. Pertama kali tahun 1990 saat bedhaya ini dipentaskan di keraton. Kalau dari sisi waktu, tariannya lebih sempit karena ini dalam rangkaian acara, ya. Kalau sebelumnya kan ampai 1,5 jam karena harus fokus di tarian ini. Tapi bagaimana pun makna tariannya harus terus tetap terkandung.Tetap harus hati-hati dan menjiwai.

(Bedhaya Sang Amurwa Bumi diciptakan Sultan HB X dengan mengambil ide dasar Serat Pararaton. Dipergelarkan pertama kali 18 November 1990 di Bangsal Kencana Keraton Yogyakarta dalam rangka syukuran anugerah gelar Pahlawan Nasional untuk almarhum Sultan HB IX. 

Dalam buku pidato penganugerahan gelar Doktor HC berjudul , Ajaran Sang Amurwabumi:Sumber Acuan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa, Sultan HB X mengatakan, GKR.Pembayun sengaja menjadi salah satu penari bedhaya tersebut guna meperkaya batin putri sulungnya itu.)

Kenapa mau menari di luar keraton?

Ini tarian karya Bapak. Meski sudah beberapa kali turut menarikan ini, tetapi kali ini rasanya lebih istimewa, karena Bapak kan mendapat penghargaan Doktor salah karena salah satunya karena tarian ini. Jadi kali ini lebih spesiallah.

Komentar  Anda tentang penganugerahan gelar  Doktor HC untuk ayahanda?

Ini gelar Doktor Honoris Causa kedua untuk Bapak dalam satu bulan ini. Bagi saya pribadi, ini surprise, ya. Yang pertama dari UGM untuk bidang Kemanusiaan dan Budaya. Yang ISI ini Pendidikan dan Budaya. Secara pribadi saya mengucapkan banyak terima kepada masyarakat dan Senat yang sudah memberi gelar itu. Tentunya sebelum ini sudah melalui penelitian yang cukup panjang.