Setelah kelahiran anak pertamanya pada 2006, Lili memutuskan behenti bekerja dan banting setir menjadi wirausahawati. Lili mengawali usahanya dengan berjualan makanan dan minuman untuk berbuka di bulan puasa. Setelah itu, Lili sempat menyewa lapak di depan sebuah supermarket untuk jualan macam-macam kue. Namun, lantaran laba yang dihasilkan tak menutup biaya operasional, Lili lantas mengubah strategi dengan menitipkan kripik bayam dan stik keju di supermarket tadi.
Sayang, karena kemasan yang kurang menarik, produk Lili belum sukses di pasaran. Desember 2009, Lili membuka toko durian dan olahannya. Toko yang diberi nama Duran Duren itu adalah pionir toko sejenis di kawasan Depok. Berkat revolusinya yang pantang menyerah, Duran Duren bisa bertahan hingga kini.
6. Lani Cahyaningsari (Jakarta, Kaleng Lani)
Sejak kecil Lani hobi menggambar dan melukis. Setelah dewasa dan berkeluarga, Lani memanfaatkan kemampuannya ini untuk membuat usaha kaleng lukis bernama Kaleng Lani. Untuk media lukisnya, Lani mengumpulkan berbagai kaleng bekas dari mana saja. Aneka kaleng sepeti kaleng susu, biskuit, dan permen dilapisi cat besi dan diberi gambar lucu dengan cat acrylic aneka warna.
Selain membuat kaleng lukis, Lani kini juga menerima pesanan goodie bags untuk pesta ulangtahun anak. Meski sudah sukses berwirausaha, Lani tak pelit ilmu. Ia membuka kelas kaleng lukis untuk anak-anak dan para ibu. Lani juga berbagi ilmu lewat bukunya, Memulai Usaha Kaleng Lukis yang diterbitkan Gramedia.
Astudestra Ajengrastri