Lima Bulan Mencari Sang Buah Hati (1)

By nova.id, Selasa, 8 November 2011 | 04:18 WIB
Lima Bulan Mencari Sang Buah Hati 1 (nova.id)

Lima Bulan Mencari Sang Buah Hati 1 (nova.id)
Lima Bulan Mencari Sang Buah Hati 1 (nova.id)

"Desi dan Ikhwan berharap, Rahmat segera menampakkan diri dan mengembalikan Ilham ke pangkuan mereka kembali (Foto: Rini S) "

Terapis Menghilang 

Memasuki bulan kedua, kata Ikhwan, Rahmat mulai minta tambahan transfer uang sebesar Rp 4,5 juta untuk memeriksakan MRI pada Ilham. "Kami yang sudah mulai curiga jadi tambah curiga. Hingga bulan keempat yang seharusnya kami mentransfer uang sebesar Rp 2,25 juta, tidak jadi kami transfer. Kami lalu mengatakan ke Rahmat, bila Ilham dikembalikan baru akan kami bayar."

Tiga hari menjelang hari kepulangan Ilham, yaitu tanggal 17 Juni, Ikhwan melanjutkan cerita, Rahmat tiba-tiba meminta uang Rp 300 ribu untuk ongkos kembali ke Jogja. "Dia juga minta uang obat herbal sebesar Rp 340 ribu plus uang obat batuk Rp 84 ribu. Saya bilang ke dia, bayarkan saja dulu sendiri, nanti sesampainya di Jogja saya ganti. Eh, dia memaksa saya untuk mentransfer uang. Anehnya, setelah saya transfer semua yang dia minta, sampai sekarang dia jadi sulit dihubungi," ucap Desi kesal.

Akhirnya, hingga tanggal yang dijanjikan Rahmat, Ilham tak kunjung dikembalikan. Ihkwan dan Desi pun tersadar bila telah tertipu. Ibu tiga anak ini mengaku masih berusaha bersabar hingga seminggu kemudian. Namun, Rahmat dan Ilham tetap tak kunjung tiba.

Khawatir terjadi sesuatu terhadap putranya, Ikhwan yang sehari-harinya amat dekat dengan Ilham, segera mencari Hindun dan minta ditunjukkan alamat orangtua Rahmat di Panjatan, Kulonprogo. "Setelah kami bertemu orangtua Rahmat yang bernama Wagiman, katanya sudah tiga tahun Rahmat tak pernah pulang. Tapi, setelah saya melihat motor Rahmat ada di rumah itu, akhirnya Wagiman mengaku dan sengaja menahan motor itu karena Rahmat belum mengganti biaya makan anak-anak autis yang dibawa Rahmat ke Kulonprogo."

Tak ingin hanya berpangku tangan dan menunggu kabar saja, Ikhwan lalu melaporkan Rahmat ke Polresta Yogyakarta pada 27 Januari. "Tapi sampai saat ini, kok, kami belum pernah diberitahu soal hasilnya oleh polisi. Padahal, saya juga sudah berupaya mencari sendiri lewat Twitter, Facebook, BlackBerry Messenger, sampai pasang iklan di media massa. Tapi masih nihil," sesal Ikhwan.

Rini Sulistyati / bersambung