Nasib Bayi Malang Denis Syahreza

By nova.id, Senin, 7 November 2011 | 09:32 WIB
Nasib Bayi Malang Denis Syahreza (nova.id)

Sampai saat ini saya masih bersyukur untuk segala pengobatan bayi saya di RSUP H Adam Malik masih gratis karena saya memiliki kartu Jamkesmas. Obat-obatan bahkan susu formula bayi ditanggung pihak rumah sakit. Namun, untuk biaya sehari-hari seperti sarapan, makan siang dan makan malam serta minum teh manis dan kopi itu saya tanggung sendiri.

Apalagi di rumah sakit ini saya tak bisa sendirian. Saya gantian dengan kedua anak gadis saya. Kalau anak sulung saya nemeni saya, maka anak kedua yang nemeni ibunya di rumah. Istri saya memang belum sehat betul, jadi harus ada yang menemani.  

Sehari-hari saya hanya bisa berdoa dan berdoa terus. Biar bayi saya cepat dioperasi dan bisa ketahuan sembuhnya. Saat ini kondisi bayi saya masih terus diperiksa jadi belum diberi tahu pada saya apa nama penyakitnya. Pernah selentingan saya dengar kata dokter bayi saya kembar tak jadi. Atau kembar karena  keturunan.

Tapi, sepengetahuan saya keluarga besar saya tak ada yang kembar. Tak ada keturunan dan riwayat anak kembar. Kalau saya urut-urut kebelakang, bayi saya ini bukan kepala tiga. Tapi, ada tambahan daging diatasnya. Bahkan, ada tumbuh dua daging. Jadi, seolah-olah dikepalanya ada tiga kepala. Karena ada tambahan dua daging di atas kepala itulah makanya penyakit.

Syukur Alhamdulillah sampai saat ini bayi saya tak rewel dan tak cengeng. Paling kalau mau minum susu dia baru menggeliat-liatkan badannya. Kalau sudah terasa kenyang dia akan tertidur lagi. Bayinya gampang diatur dan tak menyusahkan. Apalagi, kalau sudah tenang dia tak akan terbangun malam hari. Jadi, tak menyusahkan orang yang jaga.

Pernah ada profesor dari rumah sakit itu bilang pada saya kalau penyakit bayi saya termasuk langkah di rumah sakit itu. Dia datang menemui bayi saya sampai dua kali. Dia berpesan, pihak rumah sakit akan- benar-benar menyelidiki penyakit apa yang diderita bayi saya dan apa pula obatnya.

Ya, saya akan ingat terus pesan dokter itu makanya saya harus sabar. Saya percaya pada Tuhan, dari Tuhan penyakit itu datang, Insya Allah, Tuhan juga yang bisa menyembuhkan penyakit langkah itu. Kalau itu sudah kehendak dari Yang Maha Kuasa,  kita serahkan saja semuanya. Kalau pun bayi saya bisa sembuh, semua itu kehendak Allah, tapi kalau pun tak bisa sembuh saya pasrah bayi saya 'diambil' Allah. Bayi saya itu ganteng, cakep dan sehat dan wajahnya mirip saya.

Dari  atas kepala daging yang 'muncul' itu akan dipotong. Tapi, mengoperasinya harus hati-hati karena disitu ada otak tertanam didalamnya.  Nanti otak bayi akan diletakkan ketempat semestinya. Makanya, perlu waktu lama untuk mengoperasinya. Bagi saya dan keluarga tak masalah yang penting bayinya sehat walafiat. Berat bayi saya waktu lahir 3,5 kg,  sekarang berat badannya 4 kg.

     Saat NOVA mengamati bayi Denis Syahreza, bayi mungil itu terlihat tidur terlelap di dalam boks bayi di Ruang Rawat Inap dan Perinatologi Instalasi Rindu B, dengan infus ditangan kanannya dan selang terlihat dihidung sebelah kiri.

Dokter Ahli Kandungan, Christoffel L Tobing SpoG, menjelaskan munculnya benjolan di kepala bayi asal Langkat yang menyerupai kepala ini disebabkan tulang kepala yang tak sempurna menutup kepala. " Itu terjadi karena tak sempurnanya janin semasa hamil, hingga otak atau jaringan lunak keluar."

Secara ilmu Kedokteran, apa yang terjadi dengan bayi itu bisa disebabkan berbagai faktor, misal dari makanan dan obat-obatan yang tak boleh dikonsumsi selagi hamil hingga kelainan kromosom. " Atau dari garis keturunan. Bisa saja keturunan ortunya tak ada kejadian seperti itu. Tapi, dari keturunan terdahulu ortunya tak tahu itu," tandas dr Christoffel.

Untuk penanganan dini, kata dr Christofel, sebaiknya ibu hamil rutin memeriksa kehamilan agar dapat dilakukan pendeteksian. Namun, pengobatan terhadap kelainan bawaan lahir ini belum dapat diobati di dalam rahim. Kasus seperti bayi Denis juga tergolong langkah.

Kepala Sub bagian Humas dan Pemasaran RSUP H Adam Malik, Sairi boru Saragih menjelaskan tim dokter yg dipimpin dr Beby Sofiani boru Hasibuan SpA dan dr Rr Suzi SpBS sudah memeriksa kondisi bayi tersebut. " sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium pada bayi yaitu pemeriksaaan darah. Hasilnya tentu saja masih dalam proses," kata Sairi.

"Kalau pun langkah ke depan adalah operasi, harus dilihat dulu kondisi kesehatan bayi, umurnya dan faktor lainnya, yang terpenting sekarang ini fokus pada kondisi kesehatan bayi," akunya. Dalam ilmu medis, apa yang dialami bayi malang ini disebut Meningokel dan Ensefalokel yakni kelainan bawaan lahir dimana  terjadi pembesaran selaput otak dan isi kepala keluar melalui lubang pada tengkorak atau tulang belakang.

Debbi Safinaz