Meski banyak pesaing, Ane percaya produknya berbeda dari yang lain. Keunggulan produk Retrogogo adalah detailnya yang mengagumkan. "Saya orangnya detail sekali dalam bekerja. Misalnya, bulu burung ada yang harus diisi biar terlihat mengembang, tapi ada juga yang tidak diisi. Kalau ada yang miring, harus diluruskan biar simetris. Saat memasang kancing, benangnya harus sama dengan warna kancing. Atau posisi hidung tidak berdiri, saya akan lembur memembetulkannya."
Padahal, Ane sudah dibantu sejumlah pegawai. Sebenarnya, lanjut Ane, bisa saja pengerjaan seluruhnya diserahkan ke pegawai. "Tapi saya rasa, kerajinan ini adalah ekspresi diri."
Kendala lain yang Ane rasakan selama menjalani usaha ini adalah soal pemasaran. "Kalau mau pakai ahli marketing, bayarnya mahal. Sampai saat ini saya masih melakukan semua hal sendiri. Sebenarnya itu tidak sehat, sih," papar Ane. Agar bisa menjakau lebih banyak peminat produknya, langkah strategis yang kemudian dilakukan Ane adalah membuat produk second line.
"Tetap membuat kerajinan aplikasi, tapi bahan bakunya dikurangi dan desainnya lebih sederhana. Jadi harga jualnya bisa lebih terjangkau, tidak semahal esain burung hantu." Selanjutnya, Ane pun rajin mengikuti aneka pameran besar seperti Ina Craft. "Daya beli masyarakat sekarang berkurang. Pameran besar seperti itu jarang sekali diadakan."