Aneka perhiasan yang dikenakan para putri Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada acara-acara tertentu merupakan pusaka keraton yang diwariskan turun-temurun. Tak terkecuali perhiasan pengantin yang dinamakan Raja Keputren. Aneka perhiasan itu, seperti bros, kalung, gelang, dan lainnya, disimpan dalam satu gedung khusus di keraton yang dinamakan Gedhong Mandra Gini. Gedhong ini dijaga oleh petugas khusus yang amat dipercaya pihak keraton.
Benda-benda pusaka itu hanya dikenakan dan dikeluarkan pada saat-saat tertentu saja. Cara mengeluarkannya pun memakai tata cara atau aturan khusus. Semua dicatat rapi saat mengeluarkan maupun masa pengembaliannya.
Nah, di hari pernikahan GKR. Bendara yang akan berlangsung pada 16-18 Oktober, putri bungsu Ngarsadalem Sultan HB X itu juga akan mengenakan pusaka Raja Keputren. Menurut Hj. Tienuk Rifky yang diserahi tanggung jawab merias dan menata busana pengantin, GKR. Bendara dan KPH. Yudanegara akan mengenakan semua perhiasan pengantin. "Mulai dari cunduk mentul (hiasan berbentuk bunga berjumlah tujuh buah di atas sanggul), pethat (sisir melintang di atas kepala), centhung (hiasan di kanan dan kiri atas telinga), suweng/anting, kelat bahu (hiasan di kanan dan kiri lengan), binggel (gelang), kalung bersusun, bros, dan cincin," terangnya.
Semua perhiasan itu terbuat dari emas yang telah diwariskan turun-temurun oleh leluhur Keraton Ngayogyakarta. Jadi, bayangkan betapa beratnya "beban" sang pengantin di hari H-nya nanti. Dan sebagai calon menantu Sultan yang berasal dari rakyat biasa, Ahmad Ubaidillah pada 3 Juli lalu telah dinaikkan statusnya dengan dianugerahi gelar dan nama baru, KPH. Yudanegara.
Gelar dan nama baru itu merupakan syarat bagi Ubai sebagai calon menantu Sultan. Kendati demikian, kuluk (topi) kebesaran pengantin yang akan dikenakannya berbeda dengan kuluk yang biasa dikenakan para putra raja yang berwarna biru langit. "Mas Ubai akan mengenakan kuluk warna putih. Tetapi perhiasan yang dikenakan di hari H, tetap mengenakan perhiasan dari keraton," papar Tienuk.
Rini Sulistyati