Sepanjang jalan dari Dalem Mangkubumen menuju pintu Kemagangan (keraton bagian belakang) Ubai disambut oleh masyarakat yang berjejer di pinggir jalan. Banyak dari mereka yang memanfaatkan kamera atau ponselnya untuk mengabadikan moment langka itu.
Tiba di pintu Kemagangan, Ubai yang duduk di kereta didampingi oleh atasan dinasnya di Seswapres, Tursandi, disambut oleh GKR.Hemas di pintu gerbang Kemagangan. Selanjutnya pria yang bekerja di Seswapres itu dibawa masuk ke Bansal Kasatrian menjalani adat Nyantri
Seperti diketahui prosesi pernikahan GKR.Bendara dengan KPH.Yudaningrat dikembalikan seperti era pemerintahan Sultan HB VII. Salah satu diantaranya adalah penjemputan calon pengantin keraton. "Kalau zaman dulu pengantin pria dijemput di rumah sendiri-sendiri. Nah, kali ini calonnya dari Lampung, ya dijemputnya di Dalem Ngabean sebagai tempat transit saja," terang Pengageng II Kawedanan Hageng Sri Wandawa, KRT.Pujaningrat.
Karena kembali ke era HB VII itulah, maka bagi masyarakat Yogya, iring-iringan calon pengantin pria itu menjadi sesuatu yang baru. Menurut KRT.Pujaningrat, "Di zaman Sultan HB VII dulu, acara nyantri itu berlangsung tujuh hari. Tetapi kini dipersingkat hanya dua hari saja. Sementara pengantin putrinya dipingit. Selama nyantri calon mempelai pria diajari tata cara adat Keraton. Misalnya bagaimana menyembah atau sungkem kepada Sultan"Rini