"Steven Tak Mungkin Bunuh Diri" (2)

By nova.id, Selasa, 4 Oktober 2011 | 07:36 WIB
Steven Tak Mungkin Bunuh Diri 2 (nova.id)

Steven Tak Mungkin Bunuh Diri 2 (nova.id)

"Pusara Steven, masih tampak basah dan dipenuhi karangan bunga (Foto: Henri Ismono) "

Lebih dari Sekadar Teman Band 

Salah satu petugas pemakaman, Agus, menuturkan suasana pemakaman berlangsung khidmat. Kawan-kawan Steven dari Jakarta diantar dua bus ikut menghadiri pemakaman Steven. Sepanjang pemakaman, "Saya dengar kawan-kawan Steven bercerita soal kebaikannya. Katanya, Steven suka sekali menolong kawan-kawannya yang punya masalah," kata Agus yang sudah lebih dari 10 tahun menjadi koordinator pemakaman.

Kawan-kawan Steven, menurut Agus tampak amat kehilangan. "Saya lihat ada beberapa kawan mendiang sampai pingsan karena sangat terpukul. Banyak yang simpati kepada mendiang. Terbukti meski pemakaman sudah selesai, masih banyak orang datang ke makamnya." Menurut Agus, warga sekitar TPU juga banyak yang melayat. "Orang baik memang dihormati, bahkan sampai akhir hidupnya," tutur Agus.

Kesedihan juga dituangkan teman-teman Steven melalui berbagai tulisan mereka di dunia maya. Salah satu teman angkatan Steven, Rahman Himawan, menuliskan pengalaman dan memoar akan Steven di blog pribadinya, http://himawan-rahman.blogspot.com.

Disebutkan oleh Himawan, meski dirinya tak cukup dekat dengan W, begitu panggilan akrab teman-teman untuk Steven, tapi ia salut dengan sikap baik dan semangat Steven dalam belajar. "Kepeduliannya, tanggung jawabnya, kepintarannya selalu menjadi panutan bagi teman-teman sekelas. Gw masih ingat bagaimana status pasien W menjadi status pasien paling holistik, komprehensif, dan panjang selama kepaniteraan di modul Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK)," tulis Himawan.

Ia juga mengingat Steven sebagai mahasiswa yang rajin dan drummer jempolan. "Bagaimana dia selalu duduk paling depan, membaca bahan kuliah terlebih dahulu, menyiapkan laptop, mencatat materi kuliah dosen, serta siap dengan pertanyaan kritisnya. Bagaimana dia selalu konsisten dengan snelli lengan panjangnya, bahkan ketika modul klinik sudah berakhir, tanda bahwa dia adalah murid yang menghormati gurunya. Bagaimana dia membuat dirinya menjadi drummer nomer 1 di kampus FKUI," tulisnya lagi. Band Steven, Made by Med, memang pernah masuk jadi finalis di ajang LA Light Indie Fest 2010.

Rasa kehilangan salah satu personil Made by Med juga dituangkan di jejaring sosial Twitter. Irma Savitri, sang kibordis, beberapa kali mengenang Steven lewat akun @irmaaa27.

"Once Again, Rest In Peace kak, we love you... You'll be gone but the memory, the lessons you gave, everything u taught... stays," tulisnya empat hari lalu.

Selanjutnya, "Kak Steven adalah drummer yang sangat berbakat. Baik, berdedikasi... Lebih dari sekadar teman seband. Guru, tutor, pembimbing adik2..."

Beberapa teman Steven yang lain juga mengungkapan duka serupa. Mereka juga sama-sama tak percaya jika Steven telah nekat bunuh diri. Seperti yang dituliskan Himawan. "Sangat tidak mungkin W melakukan bunuh diri, sesuatu yang banyak diberitakan dan dibicarakan orang lain di luar sana yang hanya bisa gw panggil sebagai penggosip murahan," tutup Himawan dalam blognya.

Sementara itu, pihak FKUI yang diwakili staf Humasnya, Mellisa, saat ditemui NOVA tak mau banyak bicara. "Memang benar dia alumnus yang berbakat. Sebelum wisuda pun dia mengikuti simposium ke Jepang bersama salah seorang dosen dari FKUI," katanya saat ditemui di kantor humas FKUI, Jalan Salemba Raya No.6, Jakarta Pusat.

Dilanjutkan oleh Melissa, sementara ini pihak Fakultas tidak bisa bicara lebih banyak karena semua masih dalam tahap penyelidikan oleh pihak yang berwenang. "Maaf kami memang tidak bisa memberikan pernyataan apa-apa untuk saat ini," tegasnya.