Hasil visum yang dilakukan terhadap jenazah Steven menyebutkan, tidak ada zat amfetamin dalam tubuhnya. Kematiannya disebabkan karena trauma akibat benda tumpul (ketika jatuh ke lantai dasar), yang mengakibatkan tulang kepala pecah dan tulang iga patah. Dari hasil penyidikan, polisi menduga kuat Steven bunuh diri.
"Apa penyebabnya, itu yang belum jelas. Kami masih mendalami dan melakukan penyidikan tambahan. Namun, sebelum Steven meninggal dunia tidak ada pertengkaran dengan pacarnya," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP M. Firman. Firman menambahkan, tidak ada saksi mata yang melihat secara langsung jatuhnya Steven dari kamar apartemennya.
Dari hasil pemeriksaan dan rekonstruksi ulang di tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan polisi juga tidak ditemukan tanda-tanda terjadinya kekerasan dan kerusakan barang di unit apartemen yang dihuni Steven. Posisi terakhir Steven sebelum jatuh ke lantai dasar pada Sabtu (24/9) pukul 18.45 adalah di dalam kamar.
"Yang terakhir kali bersama Steven adalah pacarnya, tapi dia tidak melihat saat Steven jatuh. Saat itu, pacarnya tengah berbaring di sofa," imbuh Firman. Meski hasil visum sudah ada, polisi masih akan melakukan pemeriksaan tambahan yang akan dikombinasikan dengan hasil olah TKP untuk memastikan penyebab terjadinya peristiwa jatuhnya pemuda yang baru saja disumpah menjadi dokter muda di Universitas Indonesia itu.
Henry, Swita, Lila