Di Balik Kontroversi "Dokter" Aisha Wardhana: "Bustanul Memilih Jadi Pengecut (2)

By nova.id, Selasa, 13 September 2011 | 06:09 WIB
Di Balik Kontroversi Dokter Aisha Wardhana Bustanul Memilih Jadi Pengecut 2 (nova.id)

Yang pasti, saya tidak pernah menikah dengan Aisha. Kami memang pernah menjalin hubungan asmara layaknya orang dewasa dan Aisha pernah memberikan cincin.

Bagaimana Anda mengenal Aisha?

November 2010 - Januari 2011 adalah saat saya jadi relawan di lereng Merapi bersama Yayasan SAMIN (Sekretariat Anak Merdeka Indonesia) Yogyakarta. Kami kenalan lewat Twitter. Pada saat itu akun bernama @aishawardhana dengan avatar (foto profil) gadis muda berjilbab merah. Singkat cerita, kami intens berkomunikasi di dunia maya.

Kamis (10/2) saya pertama kali bertemu dengannya di Karawang. Ternyata foto profilnya berbeda dengan kenyataan. Awalnya dia bilang single, ternyata sudah punya tiga anak. Tapi semuanya saya kesampingkan dan sempat dua minggu saya menginap di tempat tinggal Aisha. Banyak cerita yang disampaikan Aisha selama itu. Di antaranya hubungan pertemanannya dengan orang-orang penting. Ada juga cerita tentang beberapa profesi kerja yang pernah Aisha lakukan. Dari guru les piano hingga dokter bedah rekonstruksi khusus luka bakar dan kecantikan.

Apa yang kemudian terjadi?

Kamis (24/2) saya memutuskan kembali ke Brebes dan menyatakan "putus" hubungan dengan Aisha. Sejak saat itu, anak-anak Aisha melalui SMS mengabarkan bahwa ibu mereka dalam kondisi sakit.

Bagaimana hubungan Anda setelah putus?

Setelah saya bilang putus itu, dia kerap mengunjungi saya ke Brebes. Lama-lama, ya, sudah dilanjutkan. Tapi tidak bisa seperti dulu. Jadi, semuanya berjalan biasa-biasa saja. Saya putuskan hubungan ini karena saya enggak bisa melanjutkan mengingat banyak yang tidak sesuai dengan apa yang saya temui di dunia maya dan kenyataan.

Dengan adanya pemberitaan ini, bagaimana perasaan Anda?

Ketika Aisha memutuskan untuk tidak berkomentar demi menghindari kontroversi, saya merasa kecewa. Bahkan lebih dari itu. Saya merasa sebagai korban. Tidak hanya perasaan, karena akibat kabar ini banyak orang direpotkan.

Sebagian orang masih meragukan kebenaran kabar ini. Bagaimana dengan Anda?

Itu mengapa saya meminta Aisha muncul dan menjelaskan semuanya ke publik. Soal dia dokter atau bukan, saya hanya tahu dari pengakuan dia sebagai lulusan Jepang. Saya enggak pernah diperlihatkan langsung ijazah atau sertifikatnya.