Salah satu pemudik yang memanfaatkan jasa perusahaan angkutan barang adalah Artha Ariadina (38). Perempuan berkacamata ini biasanya mengirim satu kardus besar yang mayoritas berisi baju kedua anaknya. "Ada juga baju saya dan suami, tapi tidak banyak. Sengaja saya kirim lebih dulu ke Jogja supaya mudiknya nyaman, enggak repot membawa barang banyak," terang Dina.
Dina biasanya mengirim barang seminggu sebelum Lebaran. Setelah Lebaran, barang-barang kembali dipaketkan ke Jakarta. "Malah biasanya lebih banyak lagi karena ditambah oleh-oleh. Oh ya, kalau bawa makanan yang gampang hancur seperti rempeyek, lebih aman dimasukkan ke dalam blek (kaleng kerupuk)," imbuh Dina yang selalu memilih armada yang bisa dipercaya. "Yang juga penting, bila tidak ada orang di alamat rumah tujuan ketika barang diantar, kita tidak perlu mengambilnya karena akan diantarkan lagi."
Repot di kala mudik karena harus membawa dua anak juga dirasakan Yoana. Itu sebabnya, tak hanya saat Lebaran, tiap mudik ke Jogja Yoana selalu mengirim baju-baju dan mainan kesukaan kedua anaknya lebih dulu. "Kalau ada oleh-oleh yang bukan makanan, sekalian dikirim juga. Minimal dua kardus yang besarnya sedang. Saya kirim seminggu sebelum Lebaran, jadi ketika kami tiba, barang sudah sampai," ujarnya.
Sementara pulangnya, barang yang dikirim lebih sedikit dan dikirim 1-2 minggu setelah Yoana kembali ke Jakarta. Ini juga berlaku ketika dia pindah mengikuti suaminya yang bertugas di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. "Lebih praktis seperti itu, jadi ketika mudik cukup membawa tas tenteng dan tas berisi kebutuhan anak-anak selama di perjalanan."
Henry Ismono, Hasuna Daylailatu