Kreasi Aplikasi Kain Flanel Dengan Desain Eksklusif (2)

By nova.id, Jumat, 12 Agustus 2011 | 09:40 WIB
Kreasi Aplikasi Kain Flanel Dengan Desain Eksklusif 2 (nova.id)

Kreasi Aplikasi Kain Flanel Dengan Desain Eksklusif 2 (nova.id)
Kreasi Aplikasi Kain Flanel Dengan Desain Eksklusif 2 (nova.id)

"Diana fokus ke busana muslim berhias flanel, meski tetap membuat produk lain. (Foto: Noverita K Waldan) "

Sajadah Anak Berhias Flanel

Berbeda dengan Ani, Diana dari Uvuq Collection memulai bisnis berawal dari keinginan Uvuq, sang anak memiliki sajadah bergambar tokoh Naruto. "Kenapa tidak bikin sendiri saja sajadah bergambar Naruto dari flanel. Selain bahannya mudah diperoleh, warnanya pun sangat pas dengan tokoh itu," cerita Diana saat ditemui di acara PPK Sampoerna 2011 di Pasuruan. Uniknya, sajadah itu bisa dilipat menjadi tas, sehingga lebih praktis. Di Jl. Juanda Jogosari Pandaan, Pasuruan, Diana memproduksi aneka kerajinan flanelnya.

Di luar dugaan, sajadah itu mendapat respons dari teman-teman Uvuq. "Ternyata banyak yang ingin beli dan mulai pesan." Bermodalkan Rp 500 ribu dari sisa uang belanja, Diana mulai mengerjakan pesanannya. Ia tak kesulitan menjahit karena sebelumnya kerap menerima jahitan dan membuka kursus menjahit. "Pola Naruto pun saya ambil dari gambar Uvuq yang memang pintar menggambar. Uvuq mengggambar di karton lalu dipindahkan ke kain."

Tak hanya sajadah, pesanan mulai merambah produk lain seperti sajadah gambar Spongebob dan Dora, mukena, baju muslim, dan kaus. "Setelah punya sajadah bergambar para tokoh, anak-anak senang dan rajin salat," ujar Diana yang banyak menerima banyak pesanan busana muslim dari TPQ. "Akhirnya, fokus saya ke busana muslim, meski produk lain tetap jalan."

Harganya bervariasi, mulai dari sajadah Rp 75 ribu dan kaus Rp 45 ribu. Sementara busana muslim tergantung bahannya, ukuran kecil Rp 85 ribu, besar Rp 95 ribu. "Pesanan terbanyak busana muslim perempuan."

Senada dengan Ani, kendala modal jadi hal utama. "Saya juga tak berani produksi banyak kecuali ada pesanan karena takut tak ada yang beli. Pemasaran juga hanya dijual di sekitar Pasuruan, belum berani ke luar," kata Diana yang memiliki dua pegawai. Dukanya lagi, ketika pembeli menawar harga. "Padahal, anaknya sudah menangis ingin punya sajadah. Coba kalau ibunya buat sendiri, kan, susah dan perlu tenaga. Tapi, ya, namanya juga pembeli, boleh bebas melakukan apa saja," tutur Diana.

Noverita K Waldan