Kreasi Aplikasi Kain Flanel Dengan Desain Eksklusif (1)

By nova.id, Jumat, 12 Agustus 2011 | 00:31 WIB
Kreasi Aplikasi Kain Flanel Dengan Desain Eksklusif 1 (nova.id)

Terhadap asisten rumah tangganya, Dini juga mengajarkan menjahit di sela-sela tugasnya. "Selain mendidiknya jadi kreatif, saya menghargai jerih payahnya. Jadi, mereka bisa menabung dari kerajinan ini. Apalagi, produk capungmungil 100 persen jahitan tangan. Kecuali sarung bantal dan taplak harus pakai mesin untuk menyambungnya. Makanya jadi lama pengerjaannya dan harganya mahal."

Kreasi Aplikasi Kain Flanel Dengan Desain Eksklusif 1 (nova.id)
Kreasi Aplikasi Kain Flanel Dengan Desain Eksklusif 1 (nova.id)

"Meski berada di Malang, Dini tetap yakin produknya akan dicari orang. "Capungmungil banyak dikira produk dari Jakarta, lho," kata Dini. (Foto: Noverita K Waldan) "

Hargai Karya

Sampai detik ini Dini tak menerima sistem keagenan, melainkan berjualan hanya lewat online. "Saya memang tidak mengejar produksi massal karena saya tergolong pembosan. Capungmungil ada di Alun Alun Jakarta pun karena di sana dijual barang-barang handmade berkualitas ekspor. Banyak yang minta jadi reseller, tapi susah sekali yang bisa dipercaya. Kadang label pembuatnya dicopot, diganti label agen. Bisa-bisa orang lebih mengenal agennya daripada pengrajinnya, kan."

Sebagai perajin, Dini mengaku sakit hati dengan tindakan seperti itu. "Bukan masalah omset, tapi ini soal apresiasi terhadap karya saya. Ini buah karya, lho! Apa yang dihasilkan hari ini belum tentu besok dibuat bentuk yang sama, harus selalu berbeda. Di situlah letak kepuasannya. Kata suami, sih, saya seniman yang kebetulan bisa berdagang. Makanya, saya harus bisa menghargai sebuah karya. Kalau tidak bisa menghargai, tidak bakal maju!"

Noverita K Waldan / bersambung