Berbeda dengan Len yang mau berpanjang-lebar cerita, Anj justru "pelit" berkata-kata. Disambangi di tempat kerjanya, di salah satu bank swasta di bilangan Tugu Tani, Menteng, Jakarta Pusat, ia menolak ditemui. Kediamannya di daerah Cempaka Putih pun tampak lengang. Seperti tak ada aktivitas di rumah berlantai dua bercat hijau itu.
Ketika ibunda Anj, Sulistyaningsih (52), berhasil ditemui, ia keberatan berkomentar tentang kasus yang melilit anak bungsunya. "Minta informasi apa? Tentang si Len, ya? Maaf, saya tak ada waktu dan enggak mau menanggapi. Lagipula ini sedang puasa. Tak ada yang perlu dikonfirmasi," ujarnya ketus. Tentang anaknya, perempuan ini berujar, "Dia sedang kerja. Sebentar lagi juga dia mau keluar cari pekerjaan baru. Jam 10.00 pagi tadi dia izin pulang cepat untuk wawancara kerja di tempat lain," katanya sambil masuk ke dalam rumah.
Di persidangan, saat memberi kesaksian Senin (18/7), Anj bertutur kepada hakim, selama pacaran dua tahun dengan Len, hubungannya baik-baik saja. Namun sebulan sebelum kejadian, Len berubah sikap jadi susah dihubungi dan ditemui. Peristiwa penyiraman air panas, katanya, terjadi saat ia ingin melihat telepon genggam milik Len namun tak diizinkan. Anj juga mengaku curiga ada pria lain di hati Len. Saat perkelahian, Len disebutnya sempat menggigit tangannya, namun ia mengaku tak pernah mendorong Len ke dinding.
Seusai peristiwa itu, kata Anj, "Len dan keluarga besarnya tak pernah datang untuk minta maaf." Bagaimana dengan uang damai Rp 25 juta yang menurut Len dituntutnya? "Itu semua tidak benar!"
Ade Ryani