Mi dan Yah Membantah: Dia Jahat, Saya Punya Harga Diri! (1)

By nova.id, Rabu, 27 Juli 2011 | 05:27 WIB
Mi dan Yah Membantah Dia Jahat Saya Punya Harga Diri! 1 (nova.id)

Mi dan Yah Membantah Dia Jahat Saya Punya Harga Diri! 1 (nova.id)
Mi dan Yah Membantah Dia Jahat Saya Punya Harga Diri! 1 (nova.id)

"Bukti surat jebolnya rekening sebesar 89 juta dolar AS atau Rp 900 Juta milik Yah, beserta surat perdamaian yang ditolak oleh CL (Foto: Agus Dwianto) "

Maksudnya?

Pernah ketika kami belanja di Ace Hardware, saat itu kami bertemu Mi bersama suaminya. Sungguh ini hanya suatu kebetulan. Saya sangat malu ketika dia berada di belakang saya tapi terus mengomel dengan suara keras bahwa saya suami goblok karena lupa memasang wastafel di rumah kami.

Puncaknya sekitar tahun 2005-2006 saya lupa tanggal persisnya, dia pergi ke Singapura. Sayangnya, saat itu memang belum ada teknologi GPS jadi saya memang tidak bisa memastikan langsung keberadaannya. Tapi tidak sengaja saya menemukan keanehan ketika saya mencoba meneleponnya.

Apa yang terjadi?

Nada sambung telepon terdengar tapi dia mengaku masih berada di Singapura. Padahal, setahu saya, telepon ke luar negeri itu nada sambung pasti tidak akan terdengar. Kemudian saya kroscek ke dua provider untuk memastikan, dan memang dapat jawaban yang sama bahwa jangkauan hanya berada di Indonesia dan nada sambung tidak akan terdengar apabila kita berada di luar negeri. Masih juga ragu-ragu, akhirnya diam-diam saya cek paspornya setelah dia sampai di rumah. Ternyata benar, dia sudah sampai dua hari sebelum saya telepon, tapi dia entah pergi ke mana.

Benar Anda berselingkuh dengan Mi seperti tuduhan istri Anda?

Tidak benar! Saya dan Mi hanya rekan sejawat dan teman nge-band di rumah sakit tempat kami berpraktik. Tidak lebih dari itu.

Pernahkah mencoba memperbaiki hubungan dengan CL?

Banyak yang sudah saya lakukan agar rumah tangga kami tetap utuh. Bahkan orangtua CL juga meminta saya untuk bersabar dan menyarankan saya berkonsultasi ke Romo atau pendeta. Selama tiga tahun saya masih mau mengalah dan mencoba menemui beberapa Romo, salah satunya di daerah Kelapa Gading.

Sampai pada akhirnya saya mendatangi pastur yang menikahkan kami. Beliau berpesan untuk menyelidiki dulu, apakah benar CL selingkuh dan apakah masih ada cinta di antara kami. Menurut saya, waktu yang saya berikan sudah cukup karena dia tidak juga berubah. Setelah mengalami pergolakan sekian lama, baru di tahun 2008 saya menggugat cerai dan keluar dari rumah.

Mengenai tindakan KDRT yang dituduhkan, bagaimana?

Kejadian KDRT yang dilaporkannya, sebenarnya berbeda. Waktu itu saya ditelepon oleh salah satu anak kami yang minta

 Swita / bersambung