Jika Mpati memberi "alat-alat" untuk orangtua, beda dengan yang dilakukan Spectrum Treatment and Education Centre. Selain menggelar seminar untuk orangtua anak penderita autis, Spectrum juga mendidik dan mengajari babysitter atau suster pribadi agar bisa "menggantikan" terapis selama di rumah.
Hingga kini, Spectrum sudah mendidik sejumlah suster selama 3-4 bulan, yang sering disebut caregiver. Suster inilah yang akhirnya diambil para orangtua anak penderita autis untuk mendampingi anaknya selama di rumah. "Setelah dididik, caregivers diberi program yang harus dijalankan di rumah," kata Diah Kartika Estie, koordinator terapi di Spectrum.
Agar program berjalan efektif, seminggu dua kali mereka harus ke Spectrum untuk melakukan monitoring. Untuk menjadi caregiver, lanjut Estie, tak bisa sembarang orang. Mereka harus lolos psikotes untuk dilihat kepribadian, emosional, dan kecerdasannya. "Setelah lolos tes, baru dididik," jelas Estie yang tahun lalu 'menghasilkan' 6 caregiver.
Sebagian besar caregiver adalah lulusan SMA dan direkrut khusus oleh Spectrum. Setelah itu, baru disalurkan ke para orangtua yang membutuhkan. "Meski para caregiver ini bekerja untuk orangtua anak autis, tapi mereka terikat kontrak kerja dengan kami," imbuh Astie. "Susah lho, mencari calon caregiver yang benar-benar mau menangani anak berkebutuhan khusus. Kalau pun bersedia tapi tidak mampu, tak mungkin kami luluskan."
Karena sulitnya mencari calon, Spectrum memberi kesempatan kepada orangtua untuk menyerahkan susternya agar dididik jadi caregiver. "Syaratnya tetap sama, harus lolos psikotes. Mereka juga ada ikatan kerja dengan Spectrum minimal dua tahun agar semua program bisa dimonitor."
Setiap cargiver akan diajari cara pendekatan ke anak, sesuai keadaan anak. "Anak asuhnya senangnya begini, ya, cara pendekatan begini. Kasusnya begini, ya, yang harus dilakukan begini." Jika, misalnya, caregiver melaporkan anak tidak suka makan buah, maka akan ditambah program makan buah.
Salah satu keuntungan mendidik suster jadi caregiver, mereka bisa melakukan terapi sambil tetap menjalankan tugas dan kegiatan sehari-hari. "Sambil jalan pagi mereka bisa melakukan terapi. Untuk anak yang trauma masuk rumah orang, misalnya, hari pertama berjalan sampai pekarangan, hari berikutnya sampai pagar. Begitu seterusnya."
Tepung Ramah Autis
Hampir sebagian para petani di Kabupaten Serdang Bedagai, Medan, memproduksi Mocaf. Karakter tepung istimewa ini memang berbeda dari tepung ubi kayu biasa, terutama dalam hal derajat viskositas kemampuan gelasi dan daya rehidrasi. Karena kedua hal tadi, Mocaf larut lebih baik dalam air.
Modified Cassava Flour (Mocaf), adalah tepung yang dalam pembuatannya dicampur sejenis enzim atau senyawa aktif yang dikembangkan oleh peneliti di Koperasi Gemah Ripah Loh Jinawi di Trenggalek, Jawa Timur. "Enzim ini sangat baik bagi pencernaan manusia, terutama bagi penderita autis," ujar Sujarwanto, seorang produsen Mocaf.
Untuk mendapatkan tepung ini relatif mudah karena Mocaf sudah banyak dijual di toko-toko di berbagai kota. Banyak pula retailer yang menjajakan Mocaf di dunia maya. "Mocaf bisa dipakai juga untuk bahan membuat kue dan cake. Atau sebagai pelapis gorengan agar lebih crispy," tambah Sujarwanto.
Sukrisna, Debbi