Perseteruan antara pasutri muda dengan RSU Muntilan, menurut Atun, tak mengurangi kasih-sayangnya kepada Alifa. Demikian juga kedua mertuanya. Padahal, kata Atun, "Bidan yang mengawal kehamilan saya selama sembilan bulan justru menyarankan saya menghentikan pemberian ASI kepada Alifa. Saya jadi bingung dengan sarannya itu.''
Pertumbuhan Alifa di tangan Atun terlihat menggembirakan. Ia terawat dengan baik, hingga kulitnya pun bersih. Ifa juga sudah diimunisasi, BCG dan Polio I. ''Bidan saya sempat keberatan mengimunisasi, lho. Alasannya, vaksinnya terbatas. Jadinya saya bawa Ifa ke dokter. Entahlah apa gara-gara Ifa sedang jadi masalah, sehingga bidan tak mau mengimunisasi, padahal saya sudah dapat janji lewat SMS. Baru pada suntik Polio I dia mau. Tapi, terlihat urusannya dengan saya dipercepat karena banyak orang di sana,'' papar Atun seraya menciumi Ifa.
Karena tak mau lebih repot lagi di masa depan, urusan Alifa, kata Atun harus segera dituntaskan. Afid dan Atun masih memberi waktu kepada RSU Muntilan agar segera memenuhi tuntutannya. ''Kalau kesabaran kami habis, ya, terpaksa berurusan dengan hukum. Sudah ada tiga pengacara dan LSM yang bersedia membantu kami menyelesaikan persoalan ini. Saya juga tidak gentar, meski direktur RS pernah bilang kepada saya, punya banyak kenalan pengacara yang siap membantu mereka.''
Ditemui NOVA di ruang kerjanya, Direktur RSUD Muntilan dr Sasongko, keberatan memberikan tanggapan soal kelanjutan kasus yang tengah membelit RS itu selama sebulan ini. Apa yang akan dilakukan RSUD Muntilan bila Afid bersikeras minta pembuktian lewat tes DNA, Sasongko tak mau menanggapi. Alasannya, "Kalau mau wawancara macam ini, saya harus menyiapkan jawaban rinci. Kalau mau wawancara, pakai janjian," terangnya sembari bangkit dan berlalu.
Rini Sulistyati