Makanan yang dipamerkan sangat beragam, mulai dari kue berbahan beras ketan, tempe, dibungkus daun, atau taburan kelapa. Yang berbahan dasar beras ketan terdiri dari Jadah (beras ketan dan kelapa), Lapis (beras ketan dan kelapa), Wajik (beras ketan, gula, santan). Berbahan tempe adalah Koro (tempe koro, gula jawa, bumbu) dan Gembus (tempe gembus, gula jawa, bumbu).
Yang dibungkus daun antara lain Mento (tepung gandum, santan, daging), Saren (tepung ketan, jahe, merica, santan), Mata Kebo (beras ketan, santan, gula, kelapa), Gondomono (singkong, kelapa, wortel), Legomoro (beras ketan, kelapa, daging ayam), Nogosari (tepung beras, kelapa, pisang) dan Cantik Manis (tepung hunkwee, santan, gula pasir).
Yang memakai taburan kelapa sebut saja Sawut (singkong, kelapa, gula pasir), Gronto (jagung, kelapa), Gathot (singkong) dan Ketan Bubuk (beras ketan, santan, bubuk kedelai). Ada juga yang berbahan pisang seperti Tetel Gedhang (pisang), Gethuk (singkong, kelapa) dan Gethuk Kimpul (kimpul, santan, gula pasir).
Menurut Titik seluruh kue tradisional tadi dibuat dari bahan sederhana yang mudah diperoleh. "Ibu-ibu rumah tangga lainnya juga sebenarnya bisa membuatnya. Sayangnya, sekarang makin jarang diminati anak-anak karena lebih suka makanan luar seperti roti, donat, hamburger. Jadi, mereka tidak mengenal makanan-makanan tadi. Pameran ini harus sering diadakan agar tidak dilupakan dan ditinggalkan masyarakat."
Menurut Aris Martono, Ketua Panitia, pameran ini memang ditujukan untuk mempertahankan makanan tradisional yang hampir punah. "Anak-anak sekarang tidak mengenal nama-nama makanan tradisional khas daerahnya. Misalnya, kelepon saja. Nah, sebagian kue memang masih ada yang jual, tapi untuk kue yang namanya terdengar asing seperti Saren, sudah sangat langka. Padahal makanan itu rasanya enak-enak, lho," papar Aris yang amat menyukai kue kelepon.