Kisah Sukses Tahu Baxo Bu Pudji

By nova.id, Kamis, 26 Mei 2011 | 00:27 WIB
Kisah Sukses Tahu Baxo Bu Pudji (nova.id)

Karena belum ada peluang dan keuntungan, Bu Pudji mengerjakan sendiri semua proses pembuatan hingga penjualan. Tak terhitung lagi berapa kali dirinya membuat formula tahu bakso yang pas di lidah. Berkali-kali pula produknya dites ke pasar, sebelum akhirnya menemukan resep yang paling pas. Rupanya, bentuk persegi panjang lebih disukai orang.

Hobi memasaknya, diakui Bu Pudji, menjadi motivasi yang paling besar. "Kalau melakukan sesuatu berdasarkan kesenangan, memang lebih termotivasi," lanjutnya. Sejak awal, tahu dan baksonya diproduksi sendiri. Demi menjaga kualitas dan rasa, Bu Pudji tak pernah menambahkan formalin atau bahan pengawet lain ke dalam adonannya. "Kami sangat memperhatikan kualitas bahan baku. Jadi kualitasnya lebih terjamin," jelas Bu Pudji lagi.

Awalnya, tahu bakso buatannya dijual Bu Pudji berkeliling dari kantor ke kantor. Teman-teman PKK dan Dharma Wanita pun jadi target pembeli potensialnya. Setidaknya tiga kalid alam seminggu Bu Pudji menjajakan tahu baksonya ke kantor-kantor pemerintahan.

Lama-kelamaan, Bu Pudji membulatkan tekad untuk memproduksi tahu bakso setiap hari. Menurutnya, produksi yang berkelanjutan sangat penting sebagai langkah konkrit dalam membangun sebuah usaha. "Kalau kita memproduksi secara kontinyu setiap hari, kita juga akan tertantang untuk menjualnya lebih banyak lagi," katanya.

Dalam sehari, Bu Pudji bisa memproduksi 150 hingga 200 buah tahu bakso untuk dijual dengan harga Rp 200 per biji. Tak hanya ke kantor-kantor, ia juga menjual tahunya di perempatan kampung. Kesungguhannya membuahkan hasil. Hampir setiap hari tahu bakso Bu Pudji habis tak bersisa. "Kalaupun sedang sepi, hanya tersisa 10 biji saja," ujarnya. Saat itu, karena rumahnya terletak di Jalan Kepodang, tahunya terkenal dengan nama Tahu Kepodang.

Kisah Sukses Tahu Baxo Bu Pudji (nova.id)

"Dari menjajakan tahu bakso di perempatan kampung. Bu Pudji kini sudah dua outlet dan banyak karyawan (Foto: Laili) "

Dua Outlet

Tahun 1997, nasib baik menghampiri Bu Pudji. Melihat ketekunan usahanya, ASA-BRI mempercayakan tambahan modal sekitar Rp 5 juta kepadanya. "Uang ini saya belikan peralatan, gerobak dan handphone untuk menerima pesanan," ungkap Bu Pudji.

Dengan uang itu juga, Bu Pudji lalu membuat outlet di rumahnya. Salah satu alasannya, agar lebih mudah menjaga kualitas barang dagangan. "Selama ini saya jual langsung di outlet saya sendiri, memang tidak jual di tempat lain. Saya ingin harga dan kualitasnya sama," ungkapnya tegas.

Meski banyak tawaran untuk membantu menjualkan produknya, Bu Pudji tetap bergeming tak melepas begitu saja. Hingga kini, ada dua outlet Bu Pudji yang resmi dibuka, yakni di Jl. Letjend Suprapto 24 Ungaran dan Jl. Raya Semarang - Bawen Km 24 Babadan. Di kedua outlet ini, setiap hari tersaji tahu bakso yang masih fresh dari tempat produksi di rumahnya, di Jalan Kutilang. Tahun 2002, Bu Pudji memang pindah dari Jalan Kepodang ke Jalan Kutilang.

Baik di outlet maupun tempat produksi, harga sekotak tahu bakso dipatok sama. Cukup merogoh kocek Rp 18 ribu saja untuk satu dus tahu bakso Bu Pudji, Anda sudah bisa menikmati tahu bakso yang nikmat nan gurih. Ini yang membuat pelanggan puas dan setia dengan tahu bakso buatan Bu Pudji.

Laili Damayanti