Cerita Unik Para Pejuang Lingkungan (1)

By nova.id, Kamis, 28 April 2011 | 17:06 WIB
Cerita Unik Para Pejuang Lingkungan 1 (nova.id)

Cerita Unik Para Pejuang Lingkungan 1 (nova.id)
Cerita Unik Para Pejuang Lingkungan 1 (nova.id)
Cerita Unik Para Pejuang Lingkungan 1 (nova.id)
Cerita Unik Para Pejuang Lingkungan 1 (nova.id)

"Foto: Dok Pri "

Gaya Hidup

Pegiat JB saat ini terentang dari anak kecil hingga orang tua. Mayoritas adalah pekerja kantoran yang tertarik dengan kegiatan berkebun yang dianggap 'baru.' Harga cabai yang sempat melonjak drastis beberapa waktu lalu juga menjadi pemikiran mereka. "Indonesia itu tanahnya sangat subur dan bisa ditanami apa saja. Tapi, kenapa cabai bisa langka, ya? Takutnya suatu saat terjadi krisis pangan," ujar Milly.

Banyak anak kecil yang saat ini juga tak mengetahui perbedaan tomat dan kentang, karena kebanyakan dari mereka hanya tahu makanan yang telah diolah tanpa pernah melihat wujud aslinya.

Oleh karena sebagian besar pegiat berkebun bekerja kantoran, mereka hanya bisa menengok lahan kebunnya di akhir pekan. Setiap minggu sore, sebanyak 5-20 orang rutin datang ke Springhill. Lalu, bagaimana jika menemukan cacing atau hama saat berkebun? "Dulu, sih, merasa takut dan geli lihat cacing atau kodok. Tapi, sekarang malah senang kalau ketemu binatang atau hama. Artinya, apa yang kami lakukan menghasilkan ekosistem baru bagi makhluk hidup lain."

Kegembiraan makin memuncak pada acara panen raya JB yang berlangsung 10 April lalu. Acara ini didatangi sekitar 100 orang yang terdiri dari anak muda hingga keluarga. "Seru sekali. Apalagi saat memanen mereka bisa bawa pulang kangkung," ujar Shafiq senang. Selain kangkung, saat ini mereka sedang berkebun tomat, cabai, dan singkong.

Apa kegiatan ini sifatnya sementara? "Kami, sih, inginnya tidak sesaat, ya. Memang butuh waktu untuk meningkatkan kesadaran. Coba saja, deh. Kalau sudah ada tanaman yang berhasil tumbuh, pasti senang sekali rasanya."

 Henry Ismono, Ade Ryani / bersambung