Tempat Kursus Kulinari, Jadi Modal Membuka Usaha (2)

By nova.id, Rabu, 20 April 2011 | 17:07 WIB
Tempat Kursus Kulinari Jadi Modal Membuka Usaha 2 (nova.id)

Tempat Kursus Kulinari Jadi Modal Membuka Usaha 2 (nova.id)
Tempat Kursus Kulinari Jadi Modal Membuka Usaha 2 (nova.id)

"Di LPJB, Anto tak hanya mengajarkan cara memasak atau, membuat kue, tapi juga ilmu enterpreneurship kepada murid-muridnya (Foto: Edwin Yusman F) "

Konsultan Pengusaha

Oktober 2010 adalah awal LPJB hadir di Surabaya, "Jadi belum ada lulusan kami yang bekerja. Meski begitu, berbagai restoran dan hotel sudah menanti lulusan kami," akunya bangga.

Secara keseluruhan, bisa dibilang untuk menimba ilmu di LPJB susah-susah gampang. "Ada dua jenis murid di sini, reguler dan non reguler. Reguler, mereka yang menimba ilmu selama 9 bulan. Tiga bulan pertama dihabiskan di kelas dan ruang praktik. Enam bulan selanjutnya praktik di restoran atau hotel. Sementara yang non reguler, murid yang ikut pelatihan khusus beberapa resep dan dilaksanakan dalam satu hari."

Bagi murid reguler, selama 9 bulan menuntut ilmu di LPJB biayanya Rp 5 juta. Sudah termasuk seragam, buku dan peralatan. Kalau yang non reguler biayanya Rp 250 ribu. Paket non reguler yang kami tawarkan pun tidak kaku.

"Kami juga bersedia mengajar beberapa orang yang ingin belajar resep tertentu sesuai keinginan. Seperti beberapa waktu lalu, ada 5 orang asal Temanggung yang datang khusus untuk diajarkan bikin bakso. Alhamdulillah, sekarang usaha mereka sudah berjalan. Beberapa minggu ke depan mereka akan datang lagi untuk belajar cara membuat saus tomat sendiri," terang mantan murid Sisca Soewitomo ini.

Tak hanya disibukkan dengan mengajar, Anto pun kini mendampingi beberapa pengusaha untuk menjalankan usahanya. "Ada beberapa pengusaha yang datang ke sini untuk berkonsultasi. Mulai dari menu, penampilan makanan, penampilan restoran sampai servis," pungkas Anto yang kini memiliki 15 pengajar di LPJB.

Selanjutnya, Anto berharap mampu melebarkan sayap LPJB ke daerah lain. Selain banyak menerima tawaran dari daerah lain, Anto pun melihat, dunia kulinari Indonesia berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini. Tak heran jika saat ini semakin banyak yang melirik dan menjadikan dunia kulinari sebagai sumber penghasilan. Anda berminat menjadi salah satunya?

Edwin Yusman F