Duh, Ulat Bulu di Mana-Mana! (2)

By nova.id, Selasa, 19 April 2011 | 17:07 WIB
Duh Ulat Bulu di Mana Mana! 2 (nova.id)

Duh Ulat Bulu di Mana Mana! 2 (nova.id)

"Foto: Dany Permana/tribunnews.com "

Jika Gatal Menyerang

Wabah ulat bulu mulai masuk ke Jakarta! Yang terbayang, badan gatal dan bentol terkena bulunya. Padahal, kata Dr. Samuel L. Simon, Sp. KK, spesialis kulit dan kelamin dari Omni Hospitals, tidak semua orang mengalami gatal-gatal itu. "Tubuh kita punya mekanisme perlindungan yaitu bulu-bulu halus untuk menyaring benda asing masuk tubuh. Yang lebih sering terjadi, bulu ulat menempel di kulit dan menimbulkan rasa gatal dan memicu reaksi alergi. Nah, kalau yang tidak punya alergi, ya, tidak gatal-gatal. Contohnya, anak-anak di kampung atau desa. Mereka sudah biasa main ulat bulu, jadi tidak akan mengalami gatal-gatal."

Sifat alergi ini, lanjut Samuel, baru akan timbul jika seseorang sudah beberapa kali terpapar bulu ulat. "Kalau belum pernah terpapar lalu kena bulunya, biasanya tidak menimbulkan alergi." Ia memberi contoh alergi yang timbul pada pasien yang kulitnya gatal setelah makan udang. "Padahal, sebelumnya sering makan udang tapi tidak apa-apa tapi, kok, baru sekarang gatal? Sifat alergi memang begitu," jelasnya. Suatu saat, badan akan menerima udang sebagai benda asing yang dianggap "musuh". Nah, demi memerangi musuh tadi, sel-sel imun dalam tubuh akan memproduksi senyawa histamin untuk melawannya. Senyawa inilah yang kemudian memicu kulit memerah, gatal, dan bentol.

Alergi pun ada dua macam, yaitu alergi dari benda-benda yang menempel di badan lalu lama-kelamaan menimbulkan alergi. Contohnya, jam tangan yang mengandung bahan nikel. "Tapi tidak terjadi pada semua orang, hanya terjadi pada orang yang memang bisa teriritasi benda-benda tertentu." Jenis lainnya, alergi iritan yang terjadi pada semua orang. Saat pertama kali kena, sudah pasti terjadi reaksi alergi. "Contohnya, air aki. Kalau terkena di kulit, pasti terjadi alergi. Nah, pada ulat bulu bukan yang iritan. Buktinya, tidak semua orang terkena wabah ulat bulu jadi alergi atau gatal. Memang kadang ada yang melihatnya jadi geli atau jijik. Tapi dari rasa geli itu tidak menimbulkan rasa gatal."

Jika memang sudah terkena bulu ulat, saran-saran Samuel berikut ini bisa dijadikan panduan bermanfaat.

1. Buang Bulu UlatSaat bulu ulat menempel di badan, langsung dibuang di bawah air mengalir, dengan harapan racunnya belum masuk ke dalam badan.

2. Tunggu Beberapa SaatJika racunnya sudah masuk, lihat dulu reaksi alergi selanjutnya, apakah menimbulkan gatal dan bentol atau tidak. Atau apakah seluruh badan gatal atau hanya di bagian bulu ulat menempel saja. Semua tergantung dari kerentanan orang bersangkutan. Bisa saja seluruh atau sebagian, tapi alergi yang terjadi tidak terlalu lama. Paling 24 jam.

3. Jangan Dibaluri MinyakTidak perlu diolesi macam-macam obat gosok atau minyak. Lihat saja dulu apa yang terjadi selanjutnya, memicu reaksi alergi atau tidak.

4. Jangan DigarukJika muncul bentol dan gatal, jangan digaruk. Garukan akan mengakibatkan sel-sel di kulit atau alergi pecah hingga melepaskan bahan-bahan untuk terjadinya alergi. Itulah yang menyebabkan timbulnya bentol-bentol. Sebaiknya jangan digaruk karena area gatal akan bertambah meluas.

5. Olesi AntihistaminBerikan obat antihistamin agar reaksi alerginya berhenti sampai di situ. Jika bulu ulat hanya menempel di satu tempat, oleskan krim untuk mengurangi rasa gatal. Yang sering disalahartikan, setelah memakai obat tadi, orang mengira tidak akan terkena alergi lagi. Padahal, belum tentu. Obat tersebut hanya mengobati gejala alergi saja. Jika suatu saat kena racun ulat lagi, alergi bisa timbul kembali.

6. Jangan PanikSebaiknya masyarakat jangan terlalu khawatir, apalagi ulat bulu sebenarnya sudah ada sejak dulu. Orang yang sudah terbiasa dengan kondisi tersebut, reaksinya, ya, biasa saja. Hanya saja ada masyarakat yang ketakutan dan panik begitu melihat ulat dalam jumlah banyak atau berlebihan. Selama tidak memegang ulat bulu, tidak akan terkena racunnya.

7. Perlukah ke Dokter?Bila mau bawa ke dokter kulit boleh-boleh saja, tetapi jika alergi tergolong ringan, dokter juga akan meresepkan obat antihistamin.