Sejuta Kenangan Amanda (1)

By nova.id, Kamis, 14 April 2011 | 17:06 WIB
Sejuta Kenangan Amanda 1 (nova.id)

Sejuta Kenangan Amanda 1 (nova.id)
Sejuta Kenangan Amanda 1 (nova.id)
Sejuta Kenangan Amanda 1 (nova.id)

"Foto: Ahmad Fadilah "

Pindah Rumah

Kepedihan Endang dan Jimmy semakin menggumpal karena Rabu (30/3), sehari setelah ia menemui ajalnya, Amanda berulangtahun ke-16. Meski dalam suasana duka, teman-teman sekolahnya yang datang ke Rumah Duka Dharmais tempat jenazah Amanda disemayamkan, menyanyikan lagu ulangtahun dan memotong tumpeng. "Suasananya ramai sekali. Mereka semua berduka dan kehilangan Amanda," kata Susan yang mengenal Amanda sebagai anak tomboi, ramah, supel. "Dia juga belajar wushu dan sekarang aikido."

Kepada Susan, Endang mengaku memilih bersikap pasrah. "Kehidupan harus terus berlanjut. Endang dan Jimmy sudah mengikhlaskan kepergian Amanda. Kalau dibilang sedih, ya, pasti sedih. Apalagi, tiap kali ada pelayat yang datang, harus mengulang kembali cerita yang sama. Kalau yang datang menangis, pasti Endang juga sedih dan menangis."

Meski pada Susan ibunda Amanda mengaku "puas" merawat putrinya selama 16 tahun, "Tapi saya yakin, hatinya pasti hancur saat mengatakan itu. Untung dia tegar dan tidak depresi. Sebenarnya dia malah takut pulang ke rumah karena hanya mengingatkan pada kenangan Amanda. Dia mau lihat dulu apakah akan terus tinggal di rumah lama atau pindah."

Endang, tutur Susan, juga tidak mau menaruh dendam kepada sang perampok. "Kasihan nanti jalannya Amanda ke atas akan berat. Bahkan jika perampoknya ditangkap, Endang bilang tidak akan mau melihat wajahnya. Toh, kalaupun perampoknya dihukum berat, tidak akan mengembalikan nyawa Amanda. Endang bilang, kelak mereka akan berkumpul kembali karena sudah membelikan 'rumah' buat mereka berkumpul," tutur Susan.