Produk herbal dan alami yang diolah menjadi produk kecantikan kulit dan wajah memang lebih mahal harganya ketimbang produk berbahan kimia. Namun, banyak orang memburunya karena diyakini memiliki efek lebih baik bagi tubuh.
Peluang usaha ini lantas dilirik Lindasari Santosa (41), yang awalnya mencari mi organik untuk buah hatinya di Serambi Botani di Botani Square, Bogor. Setelah dicoba, ia malah tertarik membuka gerai serupa di Jakarta.
Mengombinasikan konsep healthy and lifestyle, Serambi Botani mulai beroperasi di Gandaria City, Jakarta, pada pertengahan 2010. Jumlah gerainya memang belum banyak karena Linda tak membuka sistem franchise. Apalagi, calon pemilik gerai diseleksi ketat terkait kepeduliannya pada gaya hidup ramah lingkungan.
Hal ini dibenarkan Dwiko Gunawan, manajer operasional pusat Serambi Botani. Semua didasari kepedulian para alumni IPB (Institut Pertanian Bogor) untuk mengenalkan hasil penelitian mereka pada masyarakat luas. Dari kerjasama dengan sejumlah UKM binaan, akhirnya dihasilkan produk herbal dengan harga relatif terjangkau.
Meski demikian, dua gerai Serambi Botani telah menuai respons positif dari masyarakat dengan omzet sekitar Rp 150-300 juta per bulan. Produk yang ditawarkan pun terdiri dari lima kategori. Yaitu personal care (masker, lulur, bedak dingin, krim, lotion), aromatheraphy oil (minyak dan pengharum ruangan), drink & snack (teh, kopi, keripik, brownies, pop rice), herb medicine (jamu, jahe merah, kapsul), fresh & dairy (susu, yoghurt, rosella, madu, gula, kacang-kacangan, beras, mi, telur omega 3, sayuran, kecap). Semua produk tadi telah diuji di laboratorium dan punya sertifikat analisis sebelum dijual.