Sushi Ala Kaki Lima (1)

By nova.id, Rabu, 2 Maret 2011 | 17:06 WIB
Sushi Ala Kaki Lima 1 (nova.id)
Open Kitchen

Bagaimana cara kedua ibu rumah tangga ini menekan biaya agar sushi yang dijual terjangkau, namun rasanya tetap lezat? Apalagi harga bahan baku utama seperti beras, ikan dan wasabi tentu tak murah. Endang mengakui sejak awal tidak memikirkan keuntungan, "Yang penting sushi ini dapat menarik pelanggan, mereka tahu disini ada sushi enak tapi harganya 'miring'. Meskipun murah, kami tetap memakai bahan-bahan berkualitas yang didapat dari para supplier," ungkapnya. Setiap bulan, mereka membeli dalam jumlah besar bahan baku yang dikirim oleh pemasok. Yang paling utama antara lain, beras 50 kg, 5 ekor ikan salmon dan tuna, 8 bungkus nori (rumput laut), dan 25 bungkus kani (crab stick).

Meski umurnya belum genap setahun, Sushiko kini sudah banyak menerima pesanan untuk acara ulang tahun, arisan atau acara-acara lainnya. Pemesanan harus dilakukan dua hari sebelumnya dengan minimal order 50 porsi yang akan diantar langsung ke alamat pemesan. Kadang ada juga pelanggan yang menulis saran, yang minta disampaikan ke Endang dan Ira. Mereka berdua juga rajin memantau setiap malam, "Tugas kami berdua fleksibel, kadang jadi PR untuk pelanggan yang makan di tempat kami. Kadang juga membantu karyawan kalau lagi ramai, seperti cuci piring, antar menu, pokoknya apa saja lah selama masih bisa dilakukan," ujar Ira.

Ke depan, lanjut Ira, mereka ingin menambah gerai lagi jika sudah menemukan lokasi yang cocok. Untuk sementara, mobil boks tetap jadi andalan utama untuk kemudahan mobilitas. Maksudnya, jika ada acara, bazar atau pameran, jualan bisa pindah-pindah. "Tapi khusus yang di Kalimalang, kami pilih punya gerai tetap. Lagipula tempatnya dekat dari rumah."

Bagi yang ingin memulai usaha sejenis, menurut Ira lagi, mesti berani dan konsisten dalam menjalankan bisnis. Tak sekedar jualan tapi juga rajin memantau dan terjun langsung. Jangan menyerah dengan berbagai kendala dan terus berinovasi. Nantinya, mereka juga akan membuat open kitchen, supaya pelanggan yang penasaran bisa lihat langsung cara membuat sushi. "Sebagai perempuan, kadang juga menggunakan insting dalam berbisnis. Yang penting, berbisnis kuliner jangan sampai umurnya hanya sesaat," saran keduanya kompak.

 Ade Ryani / bersambung

Foto: Ade Ryani, Dahrani Putri