Mengingat personel SmHsh tak punya pengalaman berakting, maka sebelum syuting mereka menjalani pelatihan akting dan reading. Bahwa Morgan dan Raffael mendapat porsi yang besar di tahap awal 3C, kata Archie, karena mereka memenuhi kebutuhan cerita. "Ada karakter sombong, tengil, dan belagu, itu cocok buat Raffael dan yang cool dan tenang untuk Morgan. Pada dasarnya semua interest belajar akting. Dalam perkembangan cerita, personel lain akan dapat kesempatan lebih."
Lebih lanjut Miftah menceritakan, penentuan tokoh tadi didapat berdasarkan postur, muka, dan cara berbicara para personel SmHsh. "Saat screen test, mereka berakting bebas. Akting marah, sedih, senang, dan sebagainya. Dari tahap itu kami mendapatkan karakter, bukan membuat karakter. Sebab basic mereka adalah penyanyi."
Sejauh ini, Archie cukup puas dengan akting mereka. "Awalnya mereka canggung. Belum terbiasa dengan hal-hal yang teknis, tapi untungnya mereka sudah biasa menghadapi kamera. Akting mereka bisa dibenahi pelan-pelan," ungkap Archie lagi.
Kendala yang dihadapi lebih ke cuaca dan jadwal. Selain syuting, SmHsh punya kegiatan rekaman (album perdana), manggung, dan sekolah. Paling maksimal, SmHsh bisa syuting 4 kali selama seminggu. Akhir pekan dan hari libur jadi kesempatan bagus buat syuting. Untuk tahap awal, SmHsh dikontrak Trans TV untuk 13 episode.
Tetap Sekolah
Kata Dean Syahmedi, manager SmHsh, hanya Morgan, Rafael, Bisma, dan Rangga yang punya waktu paling luang untuk syuting 3C. Sementara Ilham, Reza, dan Dicky yang masih duduk di bangku SMU, harus memprioritaskan sekolah di Bandung. Tiga nama terakhir ini kerap bolak-balik Jakarta-Bandung untuk menyelesaikan jatah syuting dan sekolah. "Saya sudah berjanji ke orang tuanya, mereka harus tetap sekolah. Jangan gara-gara syuting mereka mudah saja izin tidak sekolah. Nanti bisa terlena," kata Dean.
Masih kata Dean, jika ingin menuruti semangat personel SmHsh, semua kesempatan yang datang sepertinya sanggup dijalani. "Anak muda, mau jalani semua pekerjaan. Mereka senang digandrungi banyak orang yang kebanyakan cewek-cewek. Karena jadwal yang padat pula, mereka sudah tidak sempat nervous lagi. Mereka ingin cepat selesai kerja, sebab di depan ada tanggung jawab lain yang harus dijalani. Sementara kami was-was jika ada yang sakit. Seperti Reza yang tengah malam pernah demam, panas tinggi banget," papar Dean.
Selain Trans TV, sebetulnya ada rumah produksi atau label yang ingin bekerja sama dengan SmHsh, namun manajemen Starsignal cukup selektif. "Ada yang langsung menawarkan dua (mobil) Alphard, tapi kami belum mau menerima, khawatir enggak bebas."
Sementara Trans TV dianggap mau mengakomodasi permintaan Starsignal. "Semula, Trans TV mau 3C syuting kejar tayang (stripping), tapi karena terbentur kewajiban sekolah tadi, mereka mau menerima. Trans TV juga sangat memanjakan SmHsh. Promosinya gencar. Saya sampai terharu," imbuh Dean.
AHMAD TARMIZI
Foto: Ahmad Fadilah