Pencernaan Nadine sangat peka dibanding anak seusianya. Bahkan, sehari-hari, Nadine hanya makan bubur halus, satu-satunya jenis makanan yang bisa diterima lambungnya. Gerak-geriknya terbatas karena daya tahan tubuhnya lemah sehingga rentan akan penyakit. "Miris, memang, kalau melihat Nadine hanya bisa menikmati bubur halus atau makanan yang benar-benar harus dihaluskan dan bolak-balik berobat, tidak bisa seperti anak-anak lainnya. Tapi, memang ini harus dijalani dengan kasih sayang. Kami harus sabar," ucap Anita.
Beruntung, para guru di TK tempat Nadine bersekolah sudah mengetahui kondisi Nadine sehingga bisa ikut membantu mengawasi gadis manis ini. "Pernah di sekolah dia ambil makanan temannya dan melahapnya. Akhirnya dia jatuh sakit. Nah, sejak itu Nadine tahu, untuk soal makanan dia lebih sensitif dan tidak bisa seperti teman-teman lainnya," tutur Anita pilu.
Menghadapi kenyataan tak menyenangkan itulah, Yan dan Anita amat berharap, IPB, BPOM, dan Menkes mau dan bisa memberi informasi yang bermanfaat ke masyarakat. "Supaya tidak ada lagi anak yang mengalami nasib seperti Nadine," ungkapnya.
Harapan yang sangat tidak berlebihan dan pastinya didukung kaum ibu yang terus saja dilanda rasa khawatir karena para pihak terkait itu tetap tak mau bicara jujur serta terbuka...
Swita Amalia
Foto-Foto: Eng Naftali