Itu puncak dari segalanya. Tapi sebelumnya, ada kasus foto saya di-cropping (dipotong, Red.). Boleh-boleh saja kalau anaknya kurang suka dengan saya. Cuma, alangkah baiknya tidak memberitahukan ketidaksukaanya kepada saya di media sosial. Tidak baiklah karena media sosial bisa dibaca dan dilihat semua orang. Itu sama saja dia tidak memikirkan (kehormatan, Red.) ayahnya.
(Pada sidang cerai Sissy - Jay di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Senin (21/4), Sissy membawa bukti berupa foto diri bersama Jay dan kedua anaknya di pesta pernikahan anak tertua Jay. Sissy juga menunjukkan posting-an anak Jay, Xaviera Alatas di akun Instagram. Di foto tersebut, Xaviera telah meng-cropping Sissy. Xaviera juga menuliskan kalimat, "Yang lain cuma pajangan" di foto tersebut. Saat dihubungi dan dimintai tanggapan atas bukti tersebut, Xaviera hanya berujar, "No comment.")
Anda tahu dari mana foto tersebut?
Saya tahu karena saya berteman dengan anak Jay di media sosial tersebut. Jadi, ketika dia mem-posting foto itu, saya juga bisa melihatnya. Saya berpikir tidak bisa lagi menoleransi sikap itu. Kalau dia tidak suka, ngomong saja langsung apa maunya.
Saya melaporkan foto itu kepada Jay, tapi tidak ada tindakan apa pun. Jadi sudahlah, kalau dia memilih anak-anaknya. Sebelum semuanya semakin terlambat dan kehidupan saya makin tidak jelas, lebih baik saya ambil keputusan berpisah. Istilahnya, "Lo pilih anak-anak lo, silakan! Gue pilih kehidupan gue."
Apakah dari awal Anda berpacaran dengan Jay, anak-anaknya sudah menunjukkan sikap permusuhan?
Orang yang sedang menjalani hubungan, awalnya pasti tidak ingin menimbulkan sesuatu yang buruk. Dia bisa meyakinkan saya sampai segala sesuatu yang negatif tertutupi. Padahal, saya sempat ragu karena baru bercerai dengan Hengky Kurniawan. Saat proses pendekatan pun kenal dengan keluarganya hanya sebatas makan malam. Itupun sesekali saja. Jadi lihatnya hanya dari luar.
Jadi awalnya tidak tahu tanggapan anak-anak Jay terhadap hubungan kalian?
Saya tidak mungkin mau menjalaninya kalau tahu seperti itu. Saat awal pernikahan, saya mintanya tinggal sendiri dan tidak bersama anak-anaknya. Benar saja, setelah dua bulan masuk ke rumah dan menginjak bulan ketiga, mulai terasa keadaan tidak mengenakkan. Rasanya, anak-anak Jay seperti ingin bilang, "Ini tempat gue, wilayah gue!"
Saya benar-benar seperti orang asing yang ada di satu tempat dan tidak diterima dengan baik. Capek! Saya berusaha mengambil hati mereka tapi tidak berlebihan. Saya berusaha pelan-pelan masuk ke lingkungan mereka, tapi memang seperti ada benteng yang tidak bisa saya tembus.
Apakah Anda mantap bercerai dengan Jay?
Mau bagaimana lagi? Saya tidak kuat kalau caranya begini. Pas saya ngomong, mungkin Jay emosi dan bilang. "Kalau memang kamu sudah tidak kuat, kita berpisah secara agama". Dia tanya kapan, saya jawab, "Sekarang juga tidak masalah." Kejadian itu tanggal 19 Desember 2013. Padahal sebelumnya kami masih makan malam di mal, tertawa, dan foto bersama.
Lalu?
Kami pulang ke rumah saya di Kemang. Dia mencari satu saksi untuk menyaksikan dia menjatuhkan talak. Langsung talak tiga. Setelah ditalak, saya tidak ada keinginan sedikit pun untuk pulang ke sana. Apalagi itu haram kalau menurut agama. Dia malah sempat berujar bahwa dia yakin hubungan kami akan makin baik bila berpisah seperti itu. Saya tanya maksud perkataannya, dia bilang, "Ya, mungkin hubungan kita tanpa status akan lebih baik."
Apa tanggapan Anda?
Aduh terima kasih banget, ya! Kalau dia mau seperti itu, cari orang lain saja. Jangan sama saya. Dulu saya punya status sebagai istri, masa harus menjalani hubungan dengan dia tanpa status. Saya makin jadi sampah, dong.
Apa hikmah yang Anda dapatkan?
Ketika menjalani hubungan, kita harus benar-benar tahu bibit, bebet, dan bobotnya. Persis seperti petuah orangtua zaman dulu. Biar bagaimanapun ketika memutuskan menikah, kita harus tahu kondisi keluarganya. Nikah bukan sama pasangan saja, tapi dengan keluarganya juga, serta tidak saling memaksakan.
Saat ini, apa fokus Anda?
Anak dan pekerjaan. Kemarin banyak waktu yang hilang bersama Bintang Pratama (buah hatinya dengan Hengky Kurniawan, Red.). Jadi, sekarang berusaha dekat lagi sama anak. Hengky juga begitu. Dia sekarang mau tahu perkembangan Bintang. Hubungan kami juga semakin baik. Jadi, selama dia berbuat baik untuk anaknya, saya berusaha membuka pintu dengan baik juga.
Sri Isnaeni