Menguak Rahasia Dendeng Empat Kota (2)

By nova.id, Jumat, 7 Januari 2011 | 18:54 WIB
Menguak Rahasia Dendeng Empat Kota 2 (nova.id)

Menguak Rahasia Dendeng Empat Kota 2 (nova.id)
Menguak Rahasia Dendeng Empat Kota 2 (nova.id)

""

Daging Kering

Apa istimewanya dendeng GS? "Kami menjaga kualitas rasa dan dagingnya dijamin kering. Komposisi bumbunya juga pas. Bumbu yang pakai antara lain ketumbar, bawang putih, dan gula," terang Zulfan.

Lukman memberi tips bagi para konsumen yang hendak menggoreng dendeng buatannya. "Apinya kecil saja, minyaknya jangan terlalu panas. Bila terlalu panas akan membuat dendengnya kaku karena ada unsur gula di dalam dendengnya," ucapnya.

Usaha dendeng sapi GS, kata Zulfan, dimulai dari memproduksi 3 kg sampai 5 kg daging sapi per hari. Kini, omzetnya kian membesar seiring peminatnya yang terus bertambah. Supermarket pun mau menjualkan produknya. "Kami sudah membuka CV dan toko di Jl Tengku Cik Di Tiro. Kami juga memberi layanan tambahan bagi tamu hotel yang memesan dendeng. Pesanan bisa diantar ke hotel," terang Lukman yang mengemas dagangannya per boks isi 250 gram.

Tergantung Sinar Matahari

Ada belasan produsen dendeng di Salatiga. Wajar, lantaran di daerah ini banyak terdapat peternak sapi. Mereka tak hanya membuat dendeng, melainkan juga abon, keripik paru dan lainnya. NOVA Food, salah satunya. "Awalnya, sih, bikin abon sapi. Lalu kami mengembangkan inovasi dengan membuat dendeng," tutur Nova Ayu Indrajati (22) anak pemilik NOVA Food uang kini diberi wewenang mengelola usaha orang tuanya.

 Menurut mahasiswa jurusan ekonomi di Universitas Satya Wacana ini, selama 10 tahun berproduksi, kini produknya sudah menyebar ke Jakarta, Medan, Semarang, Yogya, Bandung, dan Bali. "Sepinya pembeli cuma pas penerimaan sekolah anak. Mungkin uangnya diutamakan buat sekolah."

Meski tak memiliki peternakan sapi sendiri, soal bahan dasar daging sapi, sudah ada pemasoknya. "Kami pakai daging asli tanpa campuran. Kalaupun ada lemak, pasti sedikit," jelas Nova yang mematok harga dendeng Rp 23 ribu untuk 250 gram. "Memang harganya lebih mahal dibanding yang lain. Tapi sebandinglah dengan kualitasnya. Kami tidak mau memberi harga murah tapi ada bumbu yang dikurangi atau pakai daging campuran."

Faktor cuaca jadi kendala dalam bisnis dendeng ini. "Karena harus melalui proses penjemuran di bawah terik matahari. Sebenarnya, bisa dikeringkan dalam oven, tapi hasilnya akan berbeda dengan dijemur di bawah terik matahari. Terutama dari tekstur dagingnya. Kalau dikeringkan secara alami, hasilnya terlihat menarik. Makanya kalau enggak ada sinar matahari produksinya dihentikan dulu," terang Nova.

Rini, Nove