Cuaca Ekstrem, Apa, Sih, Maksudnya? (1)

By nova.id, Rabu, 20 Oktober 2010 | 17:03 WIB
Cuaca Ekstrem Apa Sih Maksudnya 1 (nova.id)
Paling Ekstrem

Berdasar catatan BMKG, kemarau basah di Indonesia, cuaca 2010 merupakan kondisi yang paling ekstrem selama 12 tahun terakhir. Data pemantauan suhu muka laut perairan Indonesia menunjukkan, La Nina 2010 menyebabkan suhu perairan Indonesia menjadi terhangat sepanjang 12 tahun terakhir. Dengan kata lain, La Nina telah menimbulkan dampak berupa penyimpangan iklim yang cukup signifikan.

Fenomena memanasnya suhu muka laut yang hampir merata di seluruh wilayah Indonesia ini mirip dengan kondisi iklim di tahun 1998. Namun, jika dilihat intensitasnya, suhu muka laut perairan Indonesia terlihat jauh lebih tinggi dan berlangsung secara merata. Akibatnya, terjadilah penyimpangan yang ekstrem.

Terkait dengan aktivitas La Nina, BMKG meemprediksi, cuaca ekstrem masih akan berlangsung dan melanda sebagain besar wilayah Indonesia hingga akhir tahun ini. Di sisi lain, fenomena La Nina diperkirakan akan terus mendominasi hingga Maret 2011 dan baru menuju kondisi "aman" pada April 2011.

Mau tak mau, suka tak suka, kita semua harus menerima dan mengantisipasi cuaca ekstrem sedini mungkin. Seperti kata pepatah, "Sedia payung sebelum hujan..."

Penyakit "Favorit" & Misterius

Ketika cuaca tak bersahabat, yang biasanya kemudian muncul adalah penyakit. Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. dr. Umar Fahmi Ahmadi, menjelaskan, ada tiga kelompok agen penyakit yang harus diwaspadai.

"Yaitu nyamuk yang bakal meningkat jumlahnya akibat peningkatan suhu dan perubahan perilaku nyamuk yang bisa menyebabkan keinginan kawinnya meningkat. Setelah itu, keinginan menggigit juga meningkat. Akibatnya, kemungkinan mendapat infeksi karena nyamuk, juga meningkat." Umar kemudian menyebut demam beradarah, malaria, radang otak dan filariasis, penyakit yang diakibatkan nyamuk.

Umar juga menambahkan, data Dinas Kesehatan menunjukkan adanya peningkatan DB dari waktu ke waktu dan anak-anak lebih rawan dijangkiti penyakit ini. Di sisi lain, "Akibat langkanya air atau terlalu banyak air karena banjir, banyak bahan pangan juga akan terkontaminasi bakteri dan menimbulkan penyakit menular. Bakteri tersebut menyebabkan sakit perut, tipus, diare, dan disentri," jelasnya.

Nah, di tengah perubahan cuaca yang tidak menentu ini, para ibu pun diminta ekstra waspada pada kemungkinan timbulnya infeksi-infeksi baru yang bakal menjangkiti anak-anak. "Sekarang sedang musim demam disertai sariawan, muntah, diare, batuk pilek sedikit, lalu sindrom Kawasaki. Ada juga jenis penyakit yang belum jelas, yang ditimbulkan karena virus. Kepadatan penduduk di kota, bisa memperce­pat penyebaran infeksi ini," jelas Umar.

Jadi, saran Umar, "Jangan paksa anak sakit masuk sekolah karena dia bisa menularkan penyakitnya. Sebaliknya, jika si anak sehat tetapi di sekolah banyak temannya yang sakit, anjurkan jangan masuk sekolah. Penyakit yang disebabkan virus itu tidak ada obatnya selain istirahat."

Yang tak kalah penting, lanjut Umar mengingatkan, "Mempertahankan dan meningkatkan daya tahan tubuh serta memberantas sarang nyamuk. "Gunakan air bersih bukan hanya ketika masak, tapi juga saat mencuci piring. Air bersih itu, ya, air dalam kemasan, karena air ledeng di Indonesia termasuk kotor," tegasnya.

Sita Dewi / bersambung