Variasi Santapan Lontong (1)

By nova.id, Kamis, 14 Oktober 2010 | 17:02 WIB
Variasi Santapan Lontong 1 (nova.id)

Di Jl. Kranggan, bukan hanya Warung Pak Gendhut saja. Di sana juga banyak warung lontong balap lainnya. Bedanya, warung Pak Gendhut jauh lebih ramai didatangi pembeli ketimbang warung serupa lainnya. Wajar saja, lantaran warung ini terhitung paling awal berjualan di lokasi itu, sejak sekitar tahun 1957.

Warung Pak Gendhut dibuka pada pukul 08.00 hingga pukul 02.30.Suasana warung akan semakin ramai, jika jam makan siang tiba. Yang datang biasannya para pekerja kantoran. "Sejak dulu saya memang sudah langganan makan lontong di sini," jelas salah seorang ibu sambil mengusap wajahnya yang memerah dan berkeringat karena kepedasan.

Variasi Santapan Lontong 1 (nova.id)

"Foto: Gandhi Wasono M "

Taoge Pilihan

Seporsi lontong balap terdiri dari irisan lontong, sayur taoge berkuah gurih, dengan rasa bawang yang kuat. Pelengkapnya, irisan tahu goreng plus remasan lentho (terbuat dari tepung dan kacang kedelai yang goreng). Untuk melengkapi kelezatan lontong balap, penikmatnya harus menambahkan kecap dan sambal sesuai selera. Bila ingin lebih nikmat lagi, bisa ditambahkan lauk sate kerang. Per hari Aris bisa menjual 1000 tusuk sate kerang. "Saya tidak masak sendiri karena sudah ada pemasoknya sejak 1970," jelas Aris yang menjual seporsi lontongnya Rp 6.000. Sepuluh tusuk sate kerang Rp 6.000.

Untuk menciptakan kenikmatan lainnya, Aris memilih taoge pilihan. "Harus taoge yang bagus. Pilih yang bentuknya pendek tapi gemuk. Sehingga ketika digigit tidak terasa lembek. Syarat lainnya taoge tidak boleh terlalu panas, karena itu pemanasnya harus kuwali/belanga yang terbuat dari tanah liat. Bahan bakarnya juga cukup serbuk kayu supaya panasnya tak berlebihan," jelas Aris yang lontongnya sudah masuk ke dalam buku panduan kuliner Surabaya.

Agar semakin segar, Aris menyediakan es kelapa muda. Tak ada jenis minuman lain selain es kelapa muda.

Sita, Gandhi / bersambung