"Syukurlah kakak saya tak dihukum mati jadi dia masih punya kesempatan bertobat," kata Dahlia. Ia pun tak hentinya berterimakasih kepada tim pembela kakaknya itu. Satu-satunya saudara kandung Babe yang masih tersisa ini termasuk rajin menengok sang kakak di tahanan dan menemani di persidangan. Biasanya Dahlia datang bersama suaminya, Zainudin.
Anehnya, saat sidang putusan, Dahlia justru memilih tinggal di rumah. "Saya deg-degan setengah mati sampai enggak bisa ngerjain apa-apa. Cuma duduk sambil nonton teve, menunggu berita hasil sidang Babe. Setelah tahu tak jadi dihukum mati, Alhamdulillah, kami lega sekali." Kalau menuruti kata hati, tutur Dahlia, ia ingin sang kakak dihukum 15 atau 20 tahun penjara. "Tapi kami sadar kesalahan Babe berat dan harus dipertanggungjawabkan."
Dengan vonis seumur hidup, "Saya jadi enggak merasa sebatang kara karena semua saudara kandung kami sudah meninggal. Saya, kan, bisa mengunjungi Babe di LP kapan saja," ujar Dahlia yang membenarkan, sejak kecil Babe memang sering diperlakukan tak baik oleh saudara-saudaranya dan dianggap bodoh. "Karena enggak tahan, dia kabur. Padahal, Babe dulu rajin bantu orangtua kami dan jadi anak kesayangan."
Lega, begitulah kini perasaan Dahlia. Ia pun sudah berencana menggelar selamatan karena kakak tercinta lolos dari hukuman mati. Perempuan ini juga menyampaikan permohonan maaf kepada para keluarga korban. "Kata maaf dari keluarga korban penting didengar. Sebab, memaafkan memang tidak mudah."
Sita Dewi, Swita