Di sisi lain, Rifki, lewat pengacaranya Poltak Ike Wibowo, S.H. dari PIW and Associate, meminta pertanggungjawaban RPSA dan Komnas PA atas kaburnya Tuti. "Agak janggal bagi kami karena RPSA baru lapor kehilangan Tuti ke polisi setelah tiga hari. Yang perlu saya tegaskan dalam masalah ini, kami sama sekali tidak menuduh Sj menculik Tuti," ucap Poltak saat ditemui di rumah Rifki Kamis (30/9).
Poltak pun pernah berkunjung ke rumah Sj, September lalu untuk menanyakan keberadaan Tuti. "Kami datang baik-baik, bertemu orangtua Sj. Wajar, kan, kami ke sana karena kami tahu Sj adalah teman yang paling dekat dengan Tuti. Kami sekadar bertanya, siapa tahu dia bisa membantu. Mereka janji akan membantu mencarikan informasi keberadaan Tuti. Tentu saja kami senang mendengar kesediaannya kaarena kami ingin Tuti selamat dan dalam kondisi baik."
Saat itu, lanjut Poltak, orangtua Sj sempat mengeluhkan dalam posisi sulit. "Mereka takut terbawa-bawa. Terlebih Tuti teman baik Sj. Tapi kami jelaskan, kami tidak menuduh Sj karena saat kabur, posisi Tuti tengah dititipkan di RSPA." Itu pula sebabnya, keluarga minta RPSA dan Komnas PA bertanggung jawab dan mencari Tuti hingga ketemu. "Wajar, kan, kami amat khawatir. Di luar sana, apa yang akan terjadi pada Tuti, tidak ada yang tahu. Dia, kan, remaja, perempuan, cantik. Apa saja bisa terjadi, kan?"
Soal hubungan sesama jenis antara Tuti dan Sj, "Memang ada pengakuan Tuti ke keluarganya bahwa dia berteman dekat dengan Sj, meski belum terlalu jauh. Mereka juga pernah pergi berdua selama lebih dari seminggu tanpa pamit, entah ke mana. Itu terjadi tahun 2009. Tapi keduanya kemudian ditemukan kakak Sj, lalu dibawa pulang. Keluarga Sj waktu itu datang ke rumah klien saya. Sempat, sih, waktu itu keluarga lapor polisi, tapi ketika Tuti sudah pulang, kami memberi tahu polisi."
Soal laporan ke polisi, lanjut Poltak, "Bukan laporan tentang penculikan. Apalagi dengan tuduhan Sj yang melakukan penculikan. Kami hanya melaporkan kehilangan anak. Tidak ada sangkut pautnya dengan Sj." Poltak dan keluarga Rifki memang berusaha keras menekankan hal itu karena mereka khawatir Tuti berprasangka keluarganya akan memenjarakan Sj. "Kami hanya ingin Tuti pulang dan memberi kabar di mana dia berada. Itu saja!"
Bisa Tuntut Balik
Bila Tuti kabur dari RPSA dan entah di mana sekarang ia berada, Sj (23) ternyata tengah tergolek di ranjang RS Simpangan, Depok. Ia tengah dirawat di sebuah ruang rawat kelas tiga dan ditemani sang ibu, Rini (53). Tak seorang pun diizinkan menemui Sj. Tirai pun ditutupnya rapat. "Dia masih sakit, masak ditanya-tanyai? Dia kena demam berdarah, tipus, dan lambung kronis. Trombositnya turun sampai tinggal 8.000," kata Rini.
Sudah seminggu ini, kata Rini, anak bungsunya itu tergolek di ranjang rumah sakit. Rini pun langsung terlihat gusar ketika disinggung masalah kaburnya Tuti. "Saya kecewa sekali karena kesannya anak saya dituduh melarikan Tuti."
Rini lalu bertutur, sekitar pertengahan September lalu, Rifki mendatangi rumahnya di kawasan Depok II untuk mencari keberadaan Tuti. "Dia datang untuk menanyai anak saya, sekaligus mengecek keberadaan anaknya. Mana mungkin saya menyembunyikan anaknya? Saya juga punya anak perempuan. Kalau Tuti kabur ke rumah saya, pastinya akan saya bujuk untuk kembali ke orangtuanya," ucap Rini berapi-api.
Setelah didatangi Rifki, Rini mengaku mendapat telepon dari polisi. "Bahkan polisi sampai datang ke rumah. Rupanya dia (Rifki, Red.) sudah membuat laporan kehilangan anak ke polisi." Kekecewaan Rini makin bertambah setelah anaknya menjadi bahan pemberitaan di media massa dan dikesankan sebagai pembawa lari Tuti. "Boleh dicek, anak saya sedang dirawat di rumah sakit, kan? Di mana kami bisa menyembunyikan anaknya?"
Masih emosi, Rini menambahkan, "Saya juga bisa menuntut balik ibunya Tuti karena tuduhan yang tidak benar! Saya harap, kalau ada masalah lebih baik Rifki datang menemui saya secara langsung," ujar Rini yang tak suka karena merasa putrinya dijadikan kambing hitam atas kaburnya Tuti.
"Dia bermasalah dengan ibunya, kabur, lalu anak saya yang disalahkan. Tuti justru mencari perlindungan dari Sj, kok. Kenapa malah anak saya dituduh membawa kabur? Ya, mungkin Tuti merasa nyaman dengan anak saya dan sering curhat. Siapa tahu?"
Yang jelas, kata pegawai negeri ini, "Saya enggak kenal dan belum pernah bertemu Tuti. Dia juga enggak pernah main ke rumah saya." Sang putri pun, lanjut Rini, tidak tahu keberadaan Tuti maupun alamat RPSA Bambu Apus. Sj juga membantah kabar miring soal hubungan cinta sesama jenis yang ditengarai dilakukannya bersama Tuti.
Sj, kata Rini, lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. "Saat ini dia tidak bekerja. Dia juga enggak mau kuliah. Katanya mau usaha saja." Lalu soal orientasi seksual Sj yang dikabarkan menyukai sesama jenis? Dengan nada tidak suka, RIni menjawab, "Enggak tahu soal itu!"
Noverita K. Waldan, Sita Dewi