Berawal dari sulitnya mencari denim lokal yang cocok dengan postur tubuhnya yang besar, Maret 2010 Agus Indra Gunawan (31) justru melihat peluang pasar denim lokal. Dari pengalaman itulah Agus akhirnya memilih memproduksi denim sendiri.
Kendati usia usahanya masih seumur jagung, agar memiliki kesan berbeda dengan denim lokal lainnya, Agus memberi berbagai sentuhan berbeda. "Kami menambahkan seni lukisan tangan pada saku belakang, sehingga membuat konsep kami sebagai jins pribadi semakin nyata. Ke depan, kami ingin membuat yang lebih pribadi lagi, dimana masing-masing pelanggan boleh menentukan jenis arc, bahan leather patch dan warna rivet yang diinginkan," jelas Agus yang ditemani istrinya Ike Angelia saat berbincang dengan NOVA.