Istana Pak Beye Di Mata Inu (2)

By nova.id, Kamis, 16 September 2010 | 04:18 WIB
Istana Pak Beye Di Mata Inu 2 (nova.id)

Istana Pak Beye Di Mata Inu 2 (nova.id)
Istana Pak Beye Di Mata Inu 2 (nova.id)
Istana Pak Beye Di Mata Inu 2 (nova.id)

"Foto: Dok Pribadi "

Kasur Ekstra Besar Pak Beye

Belum lagi membuka lembar demi lembarnya, baru melihat sampulnya saja, buku Inu sudah bisa memancing senyum. Bagaimana tidak. Di sampul belakang buku, terpampang foto SBY sedang menghadap mikrofon yang dibungkus plastik. Entah apa alasannya sampai mikrofon itu harus dibungkus plastik.

Foto lainnya menunjukkan sebuah rak yang berisi deretan sepatu. Semua sepatu itu terbungkus rapi dalam plastik kresek warna putih. Itulah sepatu para tamu istimewa yang datang ke istana. Soal tas kresek sebagai sarung sepatu, mungkin suapaya tak terlihat apa mereknya. Maklum, Pak Beye rajin menyerukan agar bangsa ini selalu memakai dan menyintai produk dalam negeri.

Masih tentang sepatu, ada pula sederet sepatu yang "telanjang" alias tanpa bungkus plastik sehingga bisa dengan leluasa diintip mereknya. Khusus untuk halaman yang menyajikan dua foto soal sepatu ini, Inu memberi judul "Mencari Cesare Paciatti" (merek sepatu pria terkenal dari Italia), yang katanya pernah dipakai mantan Kapolri saat bertandang ke istana.

Di bagian lain, Inu mendapat obyek foto yang tak kalah unik. Seperti kita ketahui, tubuh Pak Beye tinggi besar. Jadi, bisa dibayangkan, ukuran kasurnya pasti besar demi dapat menampung tubuhnya. Nah, sekali waktu Pak Beye pindah rumah. Tidak jauh-jauh, masih dalam kompleks yang sama. Persisnya, dari Istana Merdeka ke Istana Negara. Menurut informasi yang Inu dapatkan, sebagian atap di Istana Merdeka sudah rapuh karena rayap dan perlu direnovasi, karena itu harus boyongan. Yang menggelitik dari cerita ini adalah jepretan Inu yang menggambarkan beberapa orang sedang menggotong kasur tebal yang biasa ditiduri Pak Beye. Ukurannya besar sekali sampai-sampai harus digotong oleh empat orang.

Bahkan untuk urusan cubluk yang meluap, juga tak luput dari kejelian mata Inu. Ketika cubluk di istana meluap, Inu mengabadikannya hingga seolah-olah aroma busuknya ikut meluap dari bukunya. Sepanjang sejarah, peristiwa ini konon baru pertama kali terjadi di kompleks Istana. Persisnya cubluk yang berada di area Kantor Presiden. Untuk mengantisipasinya, mobil khusus penyedot tinja milik pemda sengaja didatangkan ke istana. Foto-foto tadi memang menjadi jawaban mengapa Inu dianggap jeli "mencuri" momen untuk diabadikan. Momen yang katanya tidak pernah disiapkan alias spontan.

Selain foto, kisah yang disampaikan Inu juga sayang untuk dilewatkan. Di buku setebal 250 halaman dan dibagi dalam enam bab ini, Inu menyelipkan aneka kisah menarik. Simak saja soal kegiatan Bu Ani, istri-istri menteri dan pejabat penting negeri ini yang diberi tajuk "Kegiatan Puan-Puan di Istana". Apa saja kegiatannya? Inu menulis, Bu Ani merupakan pemrakarsa terbentuknya SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu). Kegiatannya, terutama di bidang sosial dan kesejahteraan. Ada pula acara rutin yang dinamakan coffee morning. Acaranya macam-macam, antara lain mengundang para istri kepala daerah untuk memperkenalkan produk kuliner setempat, kain, serta kerajinan khasnya. Karenanya, acara pergelaran busana pun kerap dilakukan di sana.

Cerita lainnya, soal patung-patung tanpa busana karya seniman ternama di Istana Bogor (istana lain yang juga sering dijadikan lokasi kegiatan kenegaraan yang tentunya melibatkan Pak Beye). Ternyata, selama kepemimpinan Pak Beye, patung-patung wanita koleksi mantan Presiden Soekarno itu tidak boleh dibiarkan bugil. Jika sedang digelar acara di sana, patung-patung tadi didandani dengan kain batik untuk menutup auratnya.

Tak kalah menariknya ketika Inu juga menampilkan sosok-sosok "bukan VIP" yang ada di istana, seperti Pak Apiaw, tukang pijat pribadi Pak Beye. Bahkan ketika Pak Beye sedang berada di Cikeas pun, Pak Apiaw yang katanya di KTP bernama asli Sulaiman ini, siap siaga bila sewaku-waktu dibutuhkan untuk mempraktikan pijatan mautnya agar Sang Presiden senantiasa relaks. Atau cerita soal Bu Budi, tukang masak keluarga Pak Beye asal Semarang yang sangat mengidolakan artis cantik yang terkenal dengan jargon "No comment"-nya itu.

Nah, kisah menarik apa lagi yang Inu rekam selama bertugas di istana? Apakah tahi lalat Pak Beye yang berada di dahi kanannya benar-benar sudah hilang, sehingga wajah Pak Beye semakin sempurna saat difoto wartawan dari berbagai sudut? Rasa-rasanya Anda harus mulai membacanya sendiri agar seluruh ceritanya bisa dinikmati secara lengkap. Selamat senyum-senyum sendiri!

 Ahmad Tarmizi, Intan