Kisah Saksi Mata Perampokan Bank (2)

By nova.id, Rabu, 1 September 2010 | 01:45 WIB
Kisah Saksi Mata Perampokan Bank 2 (nova.id)

Kisah Saksi Mata Perampokan Bank 2 (nova.id)
Kisah Saksi Mata Perampokan Bank 2 (nova.id)

"Dengan tenang para perampok siap meninggalkan bank dengan sepeda motor beriringan (Foto:IST) "

Ketahuan Menguntit

Sejurus kemudian, tanpa terlihat ada komando, sepeda motor mereka berjalan beriringan dengan tenang. Aku pun bersiap menguntit mereka. Kupikir, bila mereka berniat menembakku, kan, sudah ditembak dari awal. Oleh karena itu aku tak gentar membuntui mereka. Sengaja kupilih jalan alternatif agar mereka tak tahu dibuntuti. Aku kembali melihat rombongan mereka di rel kereta api. Mereka kabur ke arah jalan tol. Aku terus membuntuti mereka. Aku malah sempat berpikir jahil, jangan-jangan mereka akan menjatuhkan uang untukku. Artinya, aku bakal dapat rezeki nomplok, kan? Ha...ha...ha...

Sayangnya, para perampok itu tahu aku menguntit. Sebab, tanpa sepengetahuanku, salah satu dari mereka tiba-tiba posisinya berada di belakangku. Anehnya, perampok itu tidak mengusikku. Begitulah, setibanya di persimpangan jalan, tepatnya di samping jalan tol, mereka berbelok ke "jalan tikus" lalu tancap gas. Aku pun kehilangan jejak. Apa boleh buat, aku pun kembali ke lokasi perampokan.

Di lokasi kejadian, kulihat sudah ada polisi. Aku langsung menemui seorang polisi berpangkat Pembantu Letnan II yang sedang memegang alat komunikasi handi talky (HT). Kusampaikan informasi yang kumiliki bahwa aku baru saja membuntuti perampok tetapi kehilangan jejak di samping jalan tol. Sayang, polisi itu tak memperhatikan informasiku.

Merasa tak berguna bagi mereka, aku pun memilih pergi meninggalkan lokasi dan kembali bekerja seperti biasa. Semoga paparanku di media kali ini ada manfaatnya.

 Debbi Safinaz