Sejak dua tahun lalu Lanni Kusumah Wardhani (33), pemilik salon Cocoly House of Beauty, menjajakan baju-baju bergaya Korea dan Jepang di butiknya, Cocoly Butiq, di Jalan Banyumas, Bandung. Ya, Lanni telah melengkapi salonnya dengan butik yang menyediakan aneka baju, tas, dan aksesori khusus wanita. Awalnya Lanni merancang sendiri baju-baju dagangannya yang bergaya Korean dan Japanese style. Lanni mengaku mendesain baju disesuaikan dengan kepribadian si pemesan. "Jadi rancangan saya tidak pasaran." Tapi, beberapa bulan belakangan ini Lanni juga menjual baju-baju yang diambil dari Singapura dan Hongkong.
"Suka atau tidak, barang-barang produksi luar, khususnya Cina, lebih murah. Makanya, selain merancang sendiri saya juga beli jadi." Menjelang Lebaran seperti ini, Lanni mengaku kebanjiran order. "Sekarang saya mulai banyak terima pesanan. Makanya saya juga belanja buku-buku fashion, khususnya fashion di Jepang dan Korea," jelas Lanni yang mengaku belajar mendesain baju secara otodidak.
Untuk merancang baju pesanan, Lanny selalu melihat dulu kepribadian si pemesan. Caranya, lewat ngobrol panjang lebar. "Setelah itu baru saya gambar dan minta pendapatnya. Bisanya, sih, langsung cocok dan bisa segera dijahitkan setelah jenis kain disepekati," jelas Lanni yang mematok harga pembuatan satu baju muslim untuk Lebaran antara Rp 750 ribu sampai Rp 1,5 juta.
Meski didesain khusus, Lanni tak banyak mengambil fee dari jasanya mendesain. Bahkan bisa dibilang, jasa desain sebagai layanan tambahan bagi pelanggannya. Untuk menekan biaya, ia akan membuat 4-5 baju untuk satu rancangan. "Beli bahan kain sedikit dan banyak, kan, harganya beda. Makanya setiap rancangan biasanya saya bikin lebih dari satu."
Sasaran pembeli Lanni adalah para mahasiswa dan ibu-ibu muda. Strategi lain, Lanni juga membuka butik di Bandung Trade Centre Fashion Mall. Di butik ini, Lanni sengaja menjual baju-baju yang sebagian besar stok dari salon butik di rumahnya. "Jadi saya bisa sale barang-barang lama."
Henry, Krisna / bersambung