"Saya menerima pesanan untuk merangkai bunga artifisial ini, semua karena customer ingin memesan rangkaian bunga yang memiliki nilai seni," tutur Natan, si pemilik toko. Lantas, mengapa bunga artifisial? "Dibanding bunga segar, bunga artifisial lebih bisa dikreasikan. Ketahanan bunga artifisial pun bisa mencapai 4-5 tahun," ujar Natan yang memulai bisnis ini sejak tahun 2000.
Popularitas Natan pun mulai dikenal orang dari mulut ke mulut. Alhasil, untuk mendapatkan bunga artifisial yang unik, Natan harus bolak balik ke luar negeri seperti Thailand, Filipina, India dan Hongkong. Untuk terus berimprovisasi, Natan pun harus menuntut ilmu hingga ke negeri tetangga, Singapura.
Kreasi bunga Natan memang lain dari pada yang lain. Untuk merangkai bunga artifisial, Natan selalu memberi sentuhan binatang pada rangkaiannya, seperti katak, burung dan kupu-kupu . "Itulah yang bikin orang senang dengan karya saya."
Tak berhenti sampai disitu, Natan juga dipercaya sebagai desainer bunga artifisial untuk perkantor,an rumah-rumah contoh, bahkan parcel untuk Lebaran, Tahun Baru, dan Imlek. Oleh karena kemahirannya merangkai bunga pula Natan memiliki pelanggan para ibu pejabat di Sumatera Utara. Di tokonya, Natan juga menerima laundry bunga artifisial. "Setelah bunganya di laundry, saya juga merangkai kembali dengan gaya baru. Istilahnya seperti daur ulang."
Untuk bunga per buket dipatok Natan mulai Rp 25 ribu hingga Rp 100 ribu. Bunga artifisial yang dimiliki Natan yakni Angrek Bulan, Snowbool, Ros, Lavender, Amariolis, Ekalyptus, dan lain-lain. Setelah dikreasikan, harganya mulai Rp 55 ribu hingga tak terhingga.
HENRY, DEBBI