MANGGA DUA Pusatnya Bunga Artifisial
Pernah melihat tanaman cabai dalam pot yang digantung dan menjuntai, lengkap dengan buah cabainya yang lebat? Atau pohon jeruk yang berubah menjadi tanaman rambat yang juga menjuntai seperti tanaman cabai? Kalau belum, cobalah datang ke Pasar Pagi Mangga Dua, Jakarta Pusat di Blok B, bagian depan lantai dasar. Di sana, Anda akan dengan mudah menemukannya. Jangan salah, itu bukan bunga asli, lho, melainkan bunga artifisial.
Di Jakarta, memang di sanalah sentra penjualan bunga artifisial. Maklum, berderet-deret toko bunga artifisial di sana. Mau mencari bunga model apa pun, rasanya tak sulit menemukannya di situ. Mulai dari aneka macam dedaunan, ranting, bunga yang dijual per tangkai, rangkaian bunga yang dijual dalam vas, sampai buket pernikahan. Ukurannya pun beragam, mulai dari yang mini sampai super besar, misalnya kembang sepatu yang ukurannya diperbesar.
Tinggal pilih, mau yang model tanaman rambat, rangkaian, atau per tangkai, semua ada. Tanaman atau ranting yang tingginya melebihi kita juga mudah ditemukan. Warnanya yang cerah dan beragam membuat ribuan bunga di sana tampak cantik dan menarik. Harganya pun beragam, dari yang ribuan sampai ratusan ribu. Di toko New Ceramic, misalnya, bunga yang paling murah antara lain adalah Lili dengan bahan plastik yang juga murah.
"Ini yang KW (kualitas, Red.) murah. Harganya Rp 7.500 per tangkai, terdiri dari beberapa bunga. Biasanya untuk dekorasi pernikahan. Bunga mawar yang diberi serbuk emas lebih mahal daripada yang biasa, Rp 40 ribuan," ujar Odah, karyawan di toko New Ceramic. Biasanya, lanjut Odah, bunga ini dipakai untuk dekorasi pernikahan. Sedangkan rangkaian bunga yang biasanya ditempatkan di ruang tamu, harganya sekitar Rp 50 ribu. Sementara, mawar yang dirangkai dalam pajangan besi tempa sekitar Rp 150 ribu.
Yang paling mahal, harganya sekitar Rp 350 ribuan, yaitu tanaman anggrek yang terdiri dari beberapa tangkai bunga cantik itu, lengkap dengan pot keramiknya. Sama halnya dengan Amelia Plastik, menjelang perayaan hari besar seperti Lebaran, Natal, dan Imlek adalah saat-saat yang ramai bagi New Ceramic untuk dikunjungi pembeli. Menanggapi besarnya minat pembeli bunga artifisial ini, pemilik New Ceramic sampai membuka tiga toko yang semuanya berdekatan.
Pengalaman dan ilmu yang didapat dari 10 tahun bekerja sejak 1990 di sebuah pabrik bunga plastik di Tangerang membuat Hendrik Wijaya (39) mantap membangun usaha sendiri di bidang yang sama. Hendrik yang saat itu bekerja di bagian kimia di pabrik itu mengaku paham seluk beluk pembuatan sampai pemasarannya. Sambil bekerja di sana, ia mulai merintis usaha di Tangerang.
Dengan mendatangkan bahan baku plastik dari distributor, mulailah ia memproduksi bunga artifisial sendiri, dengan merek Amelia Plastik. Desain pun dibuat sendiri. "Idenya bisa saya dapat dari melihat bunga hidup sewaktu jalan-jalan, lalu saya buat desain palsunya," ujar Hendrik yang kini punya 60 karyawan. Yang paling lama dari proses produksi bunga plastik ini adalah pembuatan moulding alias cetakannya lantaran terbuat dari besi.
"Semakin rumit desain, pembuatannya semakin lama, bisa makan waktu lebih dari dua bulan. Tapi proses produksi bunganya sendiri sangat cepat," ujarnya. Setelah dibuat cetakannya, komponen bunga tinggal dibuat sesuai warna dan model yang diinginkan, antara lain sari putik, kelopak, tangkai, mahkota, dan daun. Setelah itu, barulah komponen-komponen ini dirangkai sehingga membentuk bunga.
Ada ratusan jenis bunga yang dibuat Amelia Plastik. Antara lain, rambat kamboja, rambat seruni, rambat linaria, lili, dan anggrek. Satu jenis tersedia dalam tujuh pilihan warna. Harganya pun macam-macam. Bunga rambat seruni, misalnya, Rp 55 ribu per lusin. Sejak bulan Mei lalu, menurut Hendrik, permintaan meningkat lantaran menjelang Lebaran. "Kalau sedang musim ramai, bisa naik 2-3 kali lipat. Pernah ada permintaan dari luar negeri, tapi saya tidak sanggup karena menyuplai lokal saja sudah kerepotan."
HASUNA/ bersambung
KOMENTAR