Penantian Panjang Ibunda Aka (2)

By nova.id, Selasa, 8 Juni 2010 | 03:43 WIB
Penantian Panjang Ibunda Aka 2 (nova.id)

Penantian Panjang Ibunda Aka 2 (nova.id)
Penantian Panjang Ibunda Aka 2 (nova.id)

"Doa bersama kami lakukan tepat pada 40 hari meninggalnya Teeza, sekaligus mendoakan kebaikan Aka (Foto:Daniel Supriyono) "

Bisa Genggam Tangan

Dari luar aku berusaha bersikap tegar demi Aka. Tapi bila sudah melihat kondisinya sekarang, sungguh rasanya luar biasa sedih. Tapi aku harus kuat. Jika tidak, aku bisa hancur. Padahal, siapa lagi yang bisa Aka andalkan kecuali aku, ibunya? Pengalaman ini juga pada akhirnya membentuk pribadiku menjadi lebih tabah.

Kini, setiap hari, aku juga tetap beraktivitas seperti biasa. Bekerja seperti orang kantoran lainnya. Untungnya, perusahaan sangat perhatian dengan mengizinkan aku pulang satu jam lebih awal untuk menjaga Aka di rumah sakit. Tiap kali duduk di dekatnya, aku berusaha berkomunikasi dengan Aka.

Baru-baru ini, untuk pertama kalinya, Aka memberi respons. Saat itu aku menumpangkan tanganku di atas tangannya sambil berujar, "Genggam tangan Mama, Nak." Tanpa kuduga, ia lantas merespons dengan menggenggam tanganku! Bahkan ia sempat mengangkat tangannya. Masya Allah! Bahagia sekali rasanya. Peristiwa itu memberiku optimisme.

Selain itu, tak banyak respon signifikan yang ia tunjukkan. Paling sering, respons berupa gerakan mulut seperti mengunyah. Pernah juga ia meneteskan air mata dari mata kanan saat aku membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Terapi secara rutin diberikan pada Aka yang masih belum sadar. Pertama kali terapi dilakukan setelah operasi kedua, tubuhnya diangkat dan dipindahkan ke kursi roda. Saat itu, tensinya langsung naik. Buru-buru ia dikembalikan ke posisi tidur. Kedua kali dicoba, setelah dua jam jantungnya drop, ia ditidurkan lagi. Baru pada percobaan ketiga, tensi dan jantungnya mulai stabil.