Kecurigaan Ning bertambah kuat saat 40 orang dari YAA mendatangi kediaman Ning, 14 Juni 2009. Mereka mengaku mendapat pesan dari Tar yang merasa dikurung di dalam rumah dan ingin melepaskan diri. "Saat itu saya langsung syok dan menangis," kata Ning. Lewat negosiasi alot, Ning akhirnya membukakan pagar. Meski pihak Ashram bersikukuh mengambil Tar, Ning tidak mengizinkan. Akhirnya diambil jalan tengah. "Tar saya kos-kan di dekat kampusnya."
Sepupu Ning yang juga pernah aktif di YAA membenarkan, ada pelecehan seksual di padepokan itu. Ning juga menemui psikolog dan psikiater yang kemudian menyimpulkan, Tar telah dicuci otak.
Setelah mendapat rekomendasi dari ahli jiwa, Ning memutuskan mengambil paksa Tar dari tempat kosnya. Ia membawa putri sulungnya itu ke rumah kakaknya untuk diisolasi, terutama dari orang-orang Ashram. Upaya itu bukannya berjalan mudah. Tar bahkan sempat mengancam bunuh diri dan menolak pergi kuliah.
Tiga bulan berselang, hipnoterapi yang dilakukan mulai membuahkan hasil. Kesadaran dan akal sehat Tar mulai kembali normal. Tar pun mulai mengingat kejadian saat ia digerayangi seluruh tubuhnya dan dicium.
Sita Dewi/bersambung