Hanya dalam semalam, dunia berubah 180 derajat bagi Ba, gadis berusia 17 tahun asal Dusun Temu, Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Ia menjadi korban perkosaan sadis oleh empat pemuda, termasuk seorang pacarnya.
Hanya satu hal melegakan dalam kasus ini, yaitu keempat pemerkosa itu berhasil ditangkap polisi di rumah masing-masing, Minggu (28/2). Keempat orang itu adalah Eko, 30, Sumadi, 32, Efendi, 30, dan Rudi, 27, keempatnya asal Dusun Temu, Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir. Dari empat pelaku itu, yang ditangkap pertama kali adalah Eko, baru menyusul tiga pelaku lainnya.
"Mereka kami tangkap setelah dilaporkan korbannya, Sabtu (27/2) kemarin. Minggu dini hari kami meringkusnya," kata AKP Suyoto SH, Kapolsek Wagir, Minggu (28/2).
Kasus ini bermula ketika Ba disuruh salah satu keluarganya membeli bedak di sebuah toko tak jauh dari rumahnya, Jumat (26/2). Sepulang dari toko, gadis itu bertemu pacarnya Eko yang waktu itu naik mobil bersama sejumlah temannya. Mobil itu, kemudian, diketahui merupakan pinjaman dari sebuah bengkel di Kota Malang tempat salah satu pelaku perkosaan bekerja.
Dalam pertemuan itu, Eko mengajak Ba naik, namun ia menolak karena di dalam mobil ada beberapa pria lain. Namun dengan bujuk rayunya, Eko bisa mengajaknya janjian bertemu di tegalan tebu. Eko menyakinkan bahwa ia akan tiba lebih dulu di tegalan itu.
Setelah meletakkan bedak di rumah, Ba pun berangkat ke tegalan untuk bertemu pujaan hatinya. Menurut Suyoto, Ba tidak menaruh curiga dan berharap bisa bertemu Eko sendirian di tegalan yang jaraknya 500 meter dari rumahnya. Dari rumah ke tegalan, Ba berjalan kaki. Memang benar, di titik pertemuan di tengah rimbunnya tanaman tebu itu, Ba bertemu Eko, tetapi ia masih bersama ketiga temannya.
Perasaan Ba sudah tidak enak melihat Eko dan tiga temannya, namun ia tidak bisa pergi karena dihalang-halangi Eko. Pemuda itu mengatakan tidak akan membiarkannya pulang sebelum melayaninya berhubungan seks. Eko pun bersiasat dengan menyuruh ketiga temannya menjauh. Maka terjadilah hubungan seks itu.
Tetapi seusai itu, bukannya diizinkan pulang, Ba malah dipaksa melayani ketiga teman Eko yang berdatangan. Jelas Ba tak punya peluang melawan atau melarikan diri. Ia pun tidak berkutik ketika dipaksa melayani satu demi satu pria yang sudah diracuni birahi itu. "Mereka bahkan tidak membiarkan korban istirahat barang sejenak," kata AKP Suyoto.
Setelah semuanya selesai, Eko mengantar korban pulang. Namun tidak ada yang curiga karena warga dusun itu tahu Ba dan Eko berpacaran. Kecurigaan muncul ketika keluarga korban melihat gadis itu lemah. Tak butuh banyak waktu bagi Ba untuk mengaku bahwa ia telah menjadi korban perkosaan oleh empat pria, termasuk Eko. Keesokan harinya, keluarga korban melaporkan kasus itu ke Polsek Wagir dan keempat pria sadis itu ditangkap.
Perkosaan sadis yang dialami Ba, gadis berusia 17 tahun asal Dusun Temu, Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir Kabupaten Malang, karena Eko, sang pacar sering memanfaatkan kelemahan korban. Warga dusun Temu sudah mengetahui bahwa Bad an Eko sudah dua tahun berpacaran.
Namun rupanya Eko hanya memanfaatkan gadis itu sebagai pemuas nafsu. Rupanya Eko memanfaatkan kondisi mental Ba yang labil. Gadis itu dibesarkan dalam keluarga yang sangat kurang secara ekonomi.
Ketika Ba masih kecil sang ayah sudah meninggal dunia. Tanpa penopang ekonomi yang lebih baik, keluarga miskin itu hanya mengandalkan sang ibu yang berprofesi sebagai pemijat tradisional yang penghasilannya pun tidak tentu.
Dengan kondisi ekonomi seperti itu, tidak banyak pula pilihan yang dihadapi Ba untuk meningkatkan taraf hidup. Ia pun bersekolah apa adanya, yaitu ikut program SMP terbuka yang tidak menarik bayaran sepeser pun alias gratis.
Secara terang-terangan Eko pun mengakui bahwa ia sering mengajak Ba berhubungan badan. "Kami memang pacaran. Selama pacaran dua tahun itu, kami memang berulangkali melakukan hubungan intim. Itu kami lakukan atas dasar suka sama suka. Biasanya, itu kami lakukan di rumah saya atau di tegalan," aku Eko beberapa saat setelah diamankan di Polsek Wagir, Minggu (28/2).
Ia pun mengakui telah memperdaya korban agar bisa menikmati hubungan seks itu bersama dengan ketiga temannya. Namun kepada petugas, ketiga pelaku-selain Eko-mengaku membayar korban setelah melayani hubungan intim tersebut. fiq/surya