Marsuki, 45, warga Dusun Malang, Desa Aeng Panas, Kecamatan Pragaan, Sumenep, ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya, Jumat (4/12) pagi. Kerabat Marsuki menduga pria itu meninggal karena dianiaya istrinya, Ny Bt, 40, dan anak perempuannya, Hn, 15.
Menurut saudara Marsuki, Moh Hafidz, 35, saat jenazah Marsuki dimandikan ternyata ditemukan banyak luka, bahkan darah segar masih mengucur dari kepala dan leher korban. Mewakili keluarga besar Marsuki, Hafidz pun melaporkan kasus kematian tak wajar tersebut ke Mapolsek Pragaan.
"Jelas sekali kematian Marsuki tidak wajar, tetapi istri dan anak-anaknya menyatakan tak ada masalah, dan minta langsung dikubur," ujar Hafidz.
Sumber Surya mengungkapkan, Marsuki diduga tewas karena dianiaya. Pasalnya, tubuhnya penuh luka memar, dan ada beberapa luka bekas tusukan yaitu di leher dan kepala bagian belakang. Muncul dugaan, pelakunya adalah sang istri, Ny Bt, dan salah satu putrinya, Hn. Karena, setelah jenazah Marsuki dikebumikan -dan belum dilaksanakan tahlilan- keduanya langsung menghilang dari rumah yang selama ini mereka tinggali bersama Marsuki.
Apalagi, menurut penuturan beberapa warga, dua hari sebelumnya terjadi pertengkaran hebat antara Marsuki dengan Ny Bt dan Hn. "Mereka bertengkar pada Rabu (2/12) malam," kata seorang warga Dusun Malang.
Bt merupakan istri kedua Marsuki. Sedangkan istri pertamanya sudah meninggal. Dari almarhum istrinya yang pertama, Marsuki memiliki dua anak. Sedangkan Hn adalah anak dari pernikahannya dengan Bt. Marsuki, Bt, dan tiga anaknya termasuk Hn menetap di Dusun Malang tersebut.
Semula Marsuki dan keluarganya hidup berkecukupan, karena pria ini merupakan pedagang tembakau. Namun sejak dua tahun lalu bangkrut dan memengaruhi harmonisasi kehidupan rumah tangga mereka. Dari masalah ekonomi itulah, kata seorang tetangga korban, kemudian memicu pertengkaran hebat di antara mereka akhir-akhir ini.
Seorang tetangga, Faris, 27, mengaku mendengar adaya pertengkaran antara Marsuki dengan Bt dan Hn pada dua hari sebelum meninggalnya korban. "Sepertinya bertengkar soal harta, karena beberapa hari lalu Bt ngomel-ngomel. Dia marah-marah karena sebagian hartanya juga ikut terjual akibat kebangkrutan suaminya," kata Faris.
Warga lainnya menceritakan, awal munculnya kecurigaan kalau korban meninggal akibat dianiaya adalah ketika istrinya mengabarkan soal kematian suaminya itu kepada warga sekitar. "Tadi (kemarin) pagi dia (Bt) mengaku jalan-jalan keluar rumah, lalu setelah pulang menemukan suaminya sudah meninggal. Istrinya mengaku tidak tahu apa penyebabnya, katanya tiba-tiba Marsuki meninggal," terangnya.
"Aneh, padahal malam sebelum kejadian itu, Marsuki cekcok dengan istrinya. Kok tiba-tiba dia meninggal, dan justru istrinya mengaku tidak tahu menahu," kata warga itu. Karena itulah, keluarga korban dan warga sekitar berharap polisi mengusut tuntas kasus tersebut. Dan jika benar kematian Marsuki karena dianiaya istrinya yang bersekongkol dengan anaknya, keluarga dan warga berharap polisi mengusut tuntas.
Sepengetahuan keluarga korban, mayat Marsuki sewaktu dimandikan ditemukan luka memar di bagian wajah sebelah kanan yang diduga akibat benturan benda keras, luka tusuk di kepala bagian belakang dengan lebar 1,5 cm dan dalam 3 cm.
Kapolres Sumenep AKBP Pri Hartono EL melalui Kapolsek Pragaan AKP La Bunga membenarkan adanya dugaan kematian tak wajar tersebut. "Kami juga telah menindaklanjuti dengan memeriksa sedikitnya 6 orang saksi. Selain itu kami juga tengah melakukan penyelidikan di rumah korban," ujar Kapolsek.
Ditanya apakah akan dilakukan pembongkaran makam, menurut Kapolsek La Bunga, apabila ditemukan cukup bukti dugaan penganiayaan maka pihaknya akan membongkar makam untuk dilakukan otopsi terhadap jasad korban. "Kita tunggu dulu, karena anggota kami masih menyelidiki kasus itu," imbuh La Bunga. st2/surya