Salah satu inovasi yang kami lakukan adalah membuat pabrik makanan yang lebih nyaman. Dari pabrik ini, semua produk didistribusikan ke seluruh cabang Oenpao dalam bentuk frozen atau bumbu. Jadi, tinggal campur, aduk, oseng, tidak ada faktor kesulitan apa-apa. Sejak awal memang konsepnya sudah begitu. Jika diserahkan ke orang, bahannya bisa beda-beda. Dengan distribusi satu pintu, maka semua racikan rasa akan sama.
Kepada karyawan pun aku selalu memupuk hubungan baik. Bahkan, karyawanku yang bekerja di sini, ada yang bekerja sejak pertama kali Oenpao dibuka. Ada juga yang sudah menikah dengan sesama karyawan. Istilahnya, cinlok (cinta lokasi). Ha ha ha. Bagiku, karyawan adalah mitra. Mereka bukan sekadar kerja untuk aku, tapi bekerja bersama-sama untuk Oenpao. Oenpao adalah sebuah kapal besar, dengan harapan, masing-masing menemukan fungsinya di kapal itu. Agar bisa berlayar lebih jauh dan lebih lama, secara bersama-sama.
Aku juga menjaga mutu makanan. Oenpao memang bukan makanan terenak sedunia, tapi buatku makanan di Oenpao itu baik. Aku selalu berusaha memberikan kualitas terbaik, diawali dari bahan baku yang baik pula. Makanan di Oenpao bisa untuk makan sehari-hari, bukan makan sekali-kali. Banyak restoran yang didatangi hanya sebulan sekali, tapi ke Oenpao, setiap hari pun tak apa. Dari sisi harga juga lumayan bersahabat.
Cita-citaku sebenarnya ingin mengembangkan Oenpao lebih banyak seperti punya 9 ribu restoran. Ketika aku kemukakan hal ini, banyak yang menertawakanku. Tapi bagiku ini penting karena berkaitan dengan saluran berkah banyak orang. Buktinya, dalam perjalanan ke sana, aku selalu mendapatkan tuntunan dari Tuhan. Jika diminta buka sebulan 20 restoran, akan kulakukan. Asalkan ada lokasi dan investor. Malah aku berani buka 50 store dalam 5 tahun. Proses ini, kan, baru berjalan 1,5 tahun, tapi nyatanya aku sudah punya 20 store. Mungkin tak sampai 5 tahun, sudah punya 50 store.
Dengan menggandeng investor, aku masuk sebagai operator dan pengelola, lalu bagi hasil. Beda dengan franchise, karena dengan cara ini, kamilah yang mengelola. Jika tak berhasil, kami tidak dapat uang, dan ruginya pun kami yang menanggung. Makanya, pemilihan tempat sangat kami perhatikan.