Ibu Kunci Tiga Anaknya Di Dalam Rumah

By nova.id, Kamis, 4 Februari 2010 | 06:29 WIB
Ibu Kunci Tiga Anaknya Di Dalam Rumah (nova.id)

Tiga bocah kakak-beradik--Rafael (3,5), Farel (2), dan Putri (9 bulan)--yang sempat telantar lima hari dan terkunci di rumah kontrakan orangtuanya karena ditinggal pergi, Rabu (3/2) siang bertemu dengan ibundanya, Diana (23), di sebuah yayasan. Sebelumnya anak-anak itu sempat ditampung di Mapolsektro Cipondoh, Kota Tangerang.

Dengan berlinang air mata Diana mengaku tak bermaksud menelantarkan ketiga anaknya. Karena, katanya, dia telah meminta suaminya, Lerry (25), agar menengok ketiga buah hatinya di rumah kontrakan yang terletak di RT 02/04 Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, itu.

Kemarin Diana dimintai keterangan di Mapolsektro Cipondoh, kemudian dibawa ke Mapolrestro Tangerang Kota.

Kepada polisi, dia mengaku tidak bermaksud menelantarkan ketiga anaknya. Beberapa hari lalu, katanya, dia mengunjungi tempat kos temannya di kawasan Manggabesar, Jakarta Barat. Setibanya di rumah sang teman, kaki kirinya sakit sehingga dia tidak bisa pulang.

Diana mengaku sudah meminta suaminya untuk menengok ketiga anaknya, tapi rupanya hal itu tidak dilakukan sang suami.

Rabu (3/1) pukul 09.30 Diana mendatangi rumah kontrakannya yang berukuran 3 m x 8 m itu, namun dia langsung diamankan polisi guna mencegah amuk warga yang kesal dengan ulahnya.

Ketiga anak Dina yang masih balita ditinggal di rumah kontrakan dengan pintu terkunci selama lima hari sejak 25 Januari silam.

Selama ditinggal di rumah, ketiga balita malang itu tidak diberi makan. Mereka hanya bisa menangis karena lapar dan bertahan hidup dengan makan kulit pisang dan minum air.

Mendengar tangisan ketiga balita itu, pada Jumat (29/1) pekan lalu warga sekitar mendobrak pintu rumah kontrakan Diana. Ketika ditemukan warga, kondisi ketiganya begitu memprihatinkan. Farel ditemukan dalam keadaan terbaring lemas di atas kasur. Sedangkan Putri terlihat menangis tanpa air mata.

Ketiga balita malang itu kemudian dirawat Ny Gultom, pemilik rumah kontrakan. Karena orangtua tiga bocah itu tak kunjung tiba, warga kemudian membawa ketiganya ke Mapolsektro Cipondoh untuk mendapatkan perlindungan sampai akhirnya bisa bertemu dengan ibundanya.

Dipertemukan

Kapolrestro Tangerang Kota, Kombes Maruli CC Simanjuntak, membenarkan bahwa pihaknya telah mempertemukan Diana dengan ketiga buah hatinya di Yayasan Darma Indonesia (Yadin), Cipondoh, Rabu.

Menurut Maruli, Diana pulang ke rumah kontrakannya di Cipondoh, Rabu pukul 09.30. Kedatangan Diana mengagetkan warga sekitar. Maka, saat itu juga ada warga yang melapor ke Polsektro Cipondoh agar segera mengamankan ibu ketiga balita tersebut. Diana segera diamankan ke mapolsektro untuk selanjutnya dibawa ke mapolrestro.

"Meski Diana sudah meninggalkan ketiga anaknya, kami belum menetapkan dia sebagai tersangka. Langkah kami adalah langkah sosial dulu," ujar Maruli di Mapolrestro Kota Tangerang.

Langkah sosial yang dimaksud Maruli adalah mempertemukan Diana dengan ketiga anaknya yang kini diurus oleh Yadin. "Terutama kepada anaknya paling kecil, Putri, yang masih berusia sembilan bulan. Biar keduanya bertemu dan anak itu diberi ASI dulu," ucapnya.

Selain itu, Maruli juga membelikan susu bubuk dan biskuit untuk bocah-bocah tersebut. "Menangani kasus ini harus hati-hati, tidak bisa asal tangkap lalu memisahkan ibu dengan anaknya. Harus dipikirkan jalan keluarnya," ujarnya.

Manurut Maruli, dia mencoba memahami apa yang dilakukan Diana yang tega meninggalkan ketiga anaknya dalam keadaan terkunci di rumah selama lima hari. "Mereka kesulitan ekonomi, maka Diana jadi pekerja malam. Ini kondisi yang berat. Jadi, ada tiga aspek pemicu, yaitu masalah ekonomi, sosial, dan psikologi. Yang harus dibenahi lebih dulu adalah aspek sosial dan psikologinya," ujarnya.

Guna menangani kasus ini, pihaknya juga sudah menghubungi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) dan Komnas Perempuan. Diana sendiri, kata Maruli, bisa dijerat Pasal 77 huruf B UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman lima tahun penjara atau denda Rp 100 juta.

Karena iba, Maruli membawa Diana ke Yadin untuk dipertemukan dengan anak-anaknya. Dalam pertemuan tersebut, Diana menangis dan menyesali perbuatannya. Wanita bertubuh kurus itu hanya bisa menunduk dan menutup mukanya. Sedangkan Putri terlihat senang. Dia terus mengunyah biskuit di balik pelukan ibunya.

Mudini, pengasuh anak-anak di Yadin, mengatakan, anak pertama dan kedua Diana, yaitu Rafael dan Farel, tampak trauma atas kejadian yang menimpa mereka. "Terutama yang besar tidak mau tidur di kamar. Setiap pintu ditutup, pasti menangis dan langsung keluar. Kalau anak yang nomor dua, dia sering menangis tapi bisa tidur. Tampaknya mereka masih trauma," ujarnya.

Ny Een (45), tetangga Diana, mengaku terakhir melihat ibu tiga balita itu Senin (25/1) saat akan berangkat bekerja. "Setelah itu saya tak pernah lihat dia lagi," ungkapnya.

Di kalangan warga setempat, wanita 23 tahun yang bekerja di sebuah diskotek di kawasan Kota, Jakarta Barat, itu dikenal jarang bergaul. Warga bisa mengerti karena selama lima bulan mengontrak di rumah Ny Gultom, mereka terlihat hidup prihatin. Apalagi, Lerry menganggur. "Sekitar dua minggu lalu Lerry menghilang," ujar Ny Een.

.

Valentino Verry/wartakota