Selain itu, puding juga diantar sendiri menggunakan mobilnya. Jika melalui travel, Silvia takut, puding akan hancur. Gara-gara itulah ia hanya menerima pesanan dari Bandung dan Jakarta saja. "Untuk pemesan dari Bandung, saya membebaskan ongkos kirim. Sedang yang Jakarta, pesanannya harus minimal Rp 1 juta dulu. Memang, sih, jarang ada orang pesan puding dengan nominal segitu. Makanya saya mensiasatinya dengan menggabungkan pesanannya dengan pesanan asal Jakarta lainnya, sehingga ongkos kirimnya pun bisa dibagi rata."
Satu benda yang juga selalu menemani Silvia saat mengantar pesanan adalah cooler. Ini digunakannya agar pudingnya tetap fresh setibanya di tujuan.
Sejauh ini Silvia belum pernah mendapat komplain dari para pelanggannya. Pun kalau ada itu bukanlah hal yang besar. "Vla pudingku itu, kan, nyoklat (pekat, Red.) banget, ya, jadi kalau orangtua pesan untuk anaknya, mereka minta kadar coklatnya dikurangi. Itu saja, sih."
Semua keuntungan bisnisnya ini, katanya, dialokasikan untuk pengembangan bisnisnya dulu. Ke depan, Silvia berencana akan mengubah blognya menjadi website khusus. Dan jika usahanya ini bisa terus berkembang, ia malah akan membangun sebuah toko.
Ester Sondang