Istri Saksikan Suami Tewas Terpanggang

By nova.id, Minggu, 27 Desember 2009 | 02:09 WIB
Istri Saksikan Suami Tewas Terpanggang (nova.id)

Fathi, 48, pedagang kelontong di samping Pasar Templek di Jl Kacapiring 49, Kelurahan-Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, tewas terpanggang dalam kios miliknya. Disaksikan istri, Fathi tewas mengenaskan setelah kompor elpiji dalam kiosnya meledak, Jumat (25/12) sekitar pukul 03.30 WIB.

Beberapa saat sebelum kecelakaan itu terjadi, Fathi tampak keluar masuk-kios. Hal tersebut diketahui oleh Marjai, 40, pedagang sayur keliling yang saat kejadian kebetulan berada di depan kios Fathi. "Pemiliknya (Fathi, Red) biasa menjual minuman teh atau kopi, melayani pedagang pasar sebelum kiosnya buka," ujar Marjai saat memberikan keterangan sebagai saksi kepada anggota Polsek Kepanjenkidul.

Menurutnya, setelah beberapa menit Fathi masuk ke dalam kios -yang tepat berada di depan rumah sang mertua, seorang pengusaha kulit- saat Fathi menyalakan kompor elpiji ternyata meledak. Akibatnya, timbul kobaran api besar. "Ledakannya cukup keras, sampai atap asbes kios jebol," ungkap Marjai.

Melihat ada kobaran api, para pedagang lain langsung panik, dan berusaha memadamkan kebakaran. Tetapi karena bagian depan kios Fathi masih tertutup rooling door, hal itu menyulitkan upaya pemadaman api. Rolling door kios Fathi tertutup karena, seperti biasa, jika kios belum buka dia keluar-masuk melalui pintu di bagian belakang kios.

Diduga karena di dalam kios juga terdapat minyak tanah -salah satu dagangan Fathi- maka kobaran api semakin membesar kemudian menyambar barang-barang dagangan lain. Menurut beberapa warga setempat, Fathi sebenarnya sudah berhasil keluar dari dalam kios berukuran sekitar 6 x 3 meter tersebut tapi nekat masuk lagi karena berusaha menyelamatkan dagangannya. "Ketika Pak Fathi masuk ke dalam kios, kemungkinan atap kios ambruk dan menimpa dirinya," tutur salah satu pedagang.

Menurut Puji, salah satu karyawan mertua Fathi, teriakan minta tolong Fathi juga didengar isterinya, Ny Su'ud, sehingga keluar dari rumah. Tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa berteriak-teriak seraya menyaksikan suaminya tewas terbakar.

Mendapat laporan ada kebakaran, pihak Polsek Kepanjenkidul -yang berjarak hanya sekitar 100 meter dari lokasi- langsung menghubungi petugas pemadam kebakaran (PMK) Kota Blitar. Namun saat para petugas itu tiba di lokasi kebakaran, api sudah meludeskan isi kios, dan Fathi pun tewas. "Tubuhnya ditemukan dalam kondisi gosong dan tertelungkup. Sepertinya korban tertimpa atap, dan tidak bisa menyelamatkan diri," ujar AKP Bambang Haryanto, kapolsek Kepanjenkidul.

Dievakuasi Api bisa dipadamkan sekitar 30 menit kemudian, dan jenazah korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo, Kota Blitar. Lokasi kios korban yang terbakar tidak berada di deretan kios Pasar Templek sehingga tidak sampai menjalar ke kios-kios lain meski sempat menimbulkan kepanikan kepada ratusan pedagang.

Mengutip hasil penyelidikan anak buahnya, AKP Bambang mengatakan, api diduga berasal dari ledakan tabung elpiji berukuran tiga kg. Diduga selang penghubung antara tabung dan kompor bocor, sehingga ketika Fathi menyalakan kompor muncul percikan api yang langsung menyambar gas. "Apalagi, informasinya dalam kios juga ada bensin dan minyak tanah. Jadi, api langsung membesar dan membakar isi kios," tambahnya.

Sepupu Fathi, Usman, menjelaskan bahwa saudara sepupunya tersebut berdagang kelontong sejak empat tahun lalu. Sebelumnya Fathi membantu mertua berdagang kulit sapi, namun kemudian ingin mandiri dengan membuka kios.

"Korban meninggalkan seorang isteri dan empat orang putra. Dia selama ini dikenal tekun dan ulet bekerja. Buktinya, meskipun sudah punya kios, tak segan-segan berjualan minuman teh dan kopi," kenang Usman. ais/surya