Naif memang, tapi begitulah Riany. Padahal, banyak juga desain seragamnya yang dicontek kompetitornya, tapi ia tidak mempermasalahkan itu. "Ada dari mereka yang membeli seragam saya dan menjadikannya contoh produk mereka. Tapi biarlah, saya yakin rezeki itu Tuhan yang atur, jadi saya tidak perlu takut kehilangan rezeki."
Tanduk Terbalik
Alhamdulilah, katanya, dari usahanya ini Riany sudah bisa membeli beberapa aset produksi, seperti mesin jahit, mesin obras, mesin potong, kendaraan operasional, ruko, dll. La Cuisine juga telah berkembang menjadi tiga divisi, yaitu La Cuisine Uniform, La Cuisine Training & Consultant, dan La Cuisine Event Management. Ada satu yang belum sempat ia buat dan itu merupakan impiannya, yaitu membuat majalah khusus untuk para chef professional, La Cuisine Magazine.
Keberhasilan Riany ini bukan berarti lekang oleh masalah. Suatu waktu, katanya, ia pernah mendapat pesanan seragam dengan logo border binatang yang memiliki tanduk menghadap ke bawah. Namun tanpa disadari pekerjanya, tanduknya dibuat ke atas. "Klien jelas saja komplain. Tapi agar mereka tidak sempat kecewa, kami segera menggantinya. Sampai sekarang, kalau ingat itu saya suka tertawa sendiri. Kok bisa, ya, salah border begitu?"
Ya, kepuasan pelanggan merupakan yang utama bagi wanita singel ini, meski kadang ia pernah dikecewakan dengan pembayaran yang tertunda. "Ada yang sudah menerima seragam, tapi bayarnya lama sekali. Gara-gara itu produktivitas kami terganggu."
Sebagai supplier pakaian yang sukses, selama 2 tahun ke depan La Cuisine didaulat Kedutaan Pakistan mengikuti Karachi Expo di negara tersebut. "Rencananya kami juga akan melihat-lihat beberapa pabrik kain besar di sana." Terlepas dari semuanya, penyuka olahraga air ini berharap usahanya bisa terus berkembang secara sehat. Dengan begitu, katanya, ia dapat mensejahterakan seluruh karyawan dan memberi arti pada dunia kuliner.
Ester Sondang