Fany Kurniawan, 17, siswa kelas II AP3 SMK Negeri 1, Pamekasan, Madura, dianiaya termasuk disundut rokok pada bagian lengan kanan- oleh dua gurunya, Agus dan Romi, Sabtu (10/10) pagi. Penyebabnya, Fany terpergok merokok di lingkungan sekolah.
Anak pasangan Zainal, 46, dan Mufarrohah, 36, warga Jl Pintu Gerbang, Pamekasan, tersebut ditendang, dan lengan kanannya disundut rokok sebanyak enam kali sehingga kulitnya melepuh. Selain itu lehernya dicekik, dan kepala beberapa kali ditempeleng. Setelah sempoyongan, Fany pun ambruk pingsan.
Peristiwa itu diadukan teman-teman Fany ke oranguanya. Merasa tidak terima atas perlakuan dua oknum guru tersebut, ayah Fany, Zainal, melapor ke pihak Polres Pamekasan."Orang tua mana yang sudi melihat anaknya diajar guru berperilaku premanisme," kecam Zainal saat diwawancara seusai melapor ke polisi.
Kasatreskrim Polres Pamekasan, AKP Kholil, ketika dimintai konfirmasi mengatakan sudah menerima laporan dugaan penganiyaan guru terhadap muridnya tersebut. "Sekarang kami masih meminta keterangan anak itu (Fany, Red)," kata Kholil.
Ditemui terpisah, Fany menjelaskan, peristiwa penganiayaan itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB. Beberapa saat sebelumnya, ketika jam istirahat, Fany dan teman-teman pergi ke halaman belakang sekolah . Saat itu Fany bersama sejumlah siswa laki-laki kelas I-III, dan sebagian di antara mereka merokok. "Saat itu teman saya memberi satu batang rokok, lalu saya hisap," aku Fany.
Selang tidak berapa lama datanglah Agus, oknum guru matematika yang dikenal sering bertindak keras terhadap siswa-siswa yang ketahuan melanggar peraturan sekolah. Melihat Agus, para siswa yang merokok langsung semburat seraya membuang rokok masing-masing, termasuk Fany.
Tetapi tindakan Fany membuang puntung rokok ternyata ketahuan Agus. Maka dia diseret ke dalam kelas setelah disuruh memungut puntung rokok yang sudah dibuang tetapi masih menyala. Agus kemudian mengambil puntung rokok itu, dan berulang-ulang disundutkan ke lengan kanan Fany.
Kesakitan Kendati Fany mengerang kesakitan dan merasa kepanasan sambil minta ampun, menurut Fany, Agus tak menghentikan perbuatannya, bahkan kemudian menendang tubuh Fany. Romi, oknum pengajar komputer, pun ikut-ikutan memukul kepala Fany.
Ketika Fany jatuh, kemudian pingsan, dua guru itu meninggalkan Fany di dalam kelas. Melihat Fany tak sadarkan diri, beberapa siswa menghubungi dua orangtua Fani yang kemudian datang ke sekolah dan memapah Fany pulang.
"Dua guru itu sama-sama menghajar saya. Yang paling sadis menempeleng saya dari belakang adalah Pak Agus. Saya sudah jelaskan, yang merokok bukan hanya saya tapi banyak teman lain, kenapa hanya saya yang jadi sangsak," ujar Fany, yang mengaku kepalanya masih pusing, seusai melapor ke Polres Pamekasan.
Adapun Zainal tidak hanya mengadukan tindakan dua oknum guru yang di luar batas itu ke polisi melainkan juga akan mengeluarkan Fany dari SMK Negeri 1 untuk dipindah ke sekolah lain. "Jika anak saya melanggar peraturan sekolah, hendaknya diberi sanksi sesuai aturan sekolah, bukan bertindak sendiri dengan cara menghajar siswa," tegasnya.
Kepala SMK Negeri 1 Pamekasan, Drs Suwendi, sampai Sabtu (10/10) belum bisa dimintai konfirmasi. Dicari di sekolah, sekitar pukul 12.00, yang ada penjaga sekolah karena Suwendi dan wakilnya, Subiyanto, serta semua guru sudah pulang. Menurut penjaga sekolah, Suwendi rapat di Surabaya. Ketika dihubungi melalui ponsel, baik ponsel Suwendi maupun Subiyanto tidak aktif. st30/surya